Sejarah dan perkembangan Biokimia


Sejarah dan perkembangan Biokimia


Biokimia berasal dari kata Yunani “bios “ kehidupan” dan chemis “ kimia” yang sering diartikan sebagai ilmu yang mempelajari dasar kimia kehidupan. Atau dapat juga diartikan sebagai salah satu ilmu yang mempelajari reaksi-reaksi kimia atau interaksi molekul dalam sel hidup.
Awal perkembangan  biokimia diawali dengan penemuan pertama molekul enzim, diastase, pada tahun 1833 oleh Anselme Payen. Tahun 1828, Friedrich Wöhler menerbitkan sebuah buku tentang sintesis urea, yang membuktikan bahwa senyawa organik dapat dibuat secara mandiri. Penemuan ini bertolak belakang dengan pemahaman umum pada waktu itu yang meyakini bahwa senyawa organik hanya bisa dibuat oleh organisme.
Istilah biokimia telah dikemukakan oleh Karl Neuberg (1903) ahli kimia Jerman dan sekitar pertengahan abad XVIII Karl Wilhelm Scheele ahli kimia swedia telah melakukan penelitian mengenai susunan kimia jaringan pada tumbuhan dan hewan. Selain itu ia juga telah dapat mengisolasi asam oksalat, asam laktat, asam sitrat serta beberapa ester dan kasein dari bahan alam.
Biokimia memperoleh bentuk yang nyata sebagai suatu bidang studi pada awal Abad XIX, oleh Friedrich Wohler. Sebelum itu orang percaya bahwa organisme hidup itu terdiri atas zat-zat yang mempunyai sifat yang sangat berbeda dengan zat yang terdapat pada benda-benda mati, misalnya logam atau batu-batuan. Pada tahun 1828 Wohler me­nunjukkan bahwa urea, suatu senyawa yang terdapat dalam urine, ternyata dapat dibuat dalam laboratorium dengan jalan memanaskan alkali sianat dengan garam amonium. Mula-mula ia memang meng­harapkan akan terjadi garam amonium sianat, tetapi akhirnya ia memperoleh urea. Penemuan dua bersaudara Eduard dan Hans Buchner. Mereka menyatakan bahwa ekstrak dari sel-sel ragi yang telah dirusak atau telah mati, tetap dapat menyebabkan terjadinya proses peragian atau fermentasi gula menjadi alkohol. Penemuan mereka merupakan pembuka kemungkinan di­lakukannya analisis reaksi-reaksi biokimia dan proses-proses biokimia dengan alat-alat laboratorium (in vitro) dan bukan dalam sel hidup (in vivo).
Pada tahun 1926 J.B. Sumner membuktikan bahwa urease, yakni dapat di­kristalkan seperti juga senyawa organik lainnya. Hal ini makin mem­perkuat kenyataan bahwa enzim dengan struktur kompleksnya, dapat dipelajari dan diteliti dengan menggunakan metode-metode kimia yang ada.
Sejalan dengan perkembangan biokimia, para ahli biologi sel memberikan sumbangannya dalam bidang struktur sel. Diawali oleh Robert Hooke pada Abad XVII telah melakukan observasi terhadap sel-sel. Perkembangan biokimia juga tidak terlepas dari perkembangan yang terjadi pada bidang pengetahuan genetika. Gagasan tentang adanya gen, yakni unit pembawa sifat-sifat yang diturunkan oleh individu, timbul dari Gregor Mendel pada pertengahan Abad XIX dan kemudian menjelang Abad XX diketahui bahwa gen tersebut terdapat pada kromosom. Namun hingga pertengahan Abad XX, belum ada seorangpun yang dapat mengisolasi gen serta mengetahui struktur kimianya. Telah diketahui bahwa kromosom itu terdiri dari protein dan asam nukleat. Struktur kimia dari protein dan asam nukleat belum diketahui meskipun pada tahun 1869 asam nukleat telah diisolasi Friedrich Miescher. Pada awal Abad XX kebanyakan ahli biokimia berpen­dapat bahwa hanya protein dengan struktrur yang kompleks yang membawa informasi genetika, sedangkan asam nukleat dipandang ­sebagai senyawa yang sederhana dalam sel.
Baru pada pertengahan Abad XX ini terbukti bahwa asam deoksiribonukleat (DNA) adalah senyawa pembawa informasi genetika. James Watson dan Francis Crick (1953) menjelaskan tentang struktur DNA yang berbentuk heliks ganda. Hal ini jelas merupakan sumbangan bagi kemajuan dalam bidang bio­kimia. Secara umum dapat dikatakan  Abad XX  ini biokimia mengalami perkembangan pesat. Penelitian dalam masalah gizi telah menimbulkan penemuan tentang vitamin yang dapat mencegah seseorang terkena penyakit tertentu.
Air sebagai komponen utama organisme hidup

Air adalah komponen utama penyusun tubuh makhluk hidup, karena sebagian tubuh makhluk hidup terdiri dari air. Air sangat penting artinya bagi makhluk hidup, terutama yang menyangkut proses fisiologi dan proses biokimia dalam tubuh. Dengan sifat fisika dan kimia yang dimilikinya, air selalu ada dalam komposisi yang seimbang, selalu sama antara yang masuk dan keluar tubuh.

Air adalah zat cair yang istimewa bagi kehidupan, menutupi dua pertiga dari permukaan bumi. Tubuh setiap makhluk hidup di bumi terbentuk dari cairan yang sangat istimewa ini. Air merupakan komponen utama susunan tubuh makhluk hidup. Air merupakan suatu molekul yang sangat esensial bagi kehidupan, melarutkan dan memodifikasi sifat-sifat biomolekul seperti asam nukleat, protein serta karbohidrat melalui pembentukan ikatan hidrogen dengan gugus fungsionalnya yang bersifat polar.

Air adalah suatu zat gizi yang tidak akan dapat ditinggalkan . Air digunakan dalam jumlah yang lebih besar baik dalam pangan maupun di dalam tubuh manusia . Didasarkan pada seluruh bobot tubuh , hampir 60 hingga 70 % tubuh manusia terdiri dari air, jumlah yang tepat akan  tergantung pada usia , jenis kelamin , keadaan, kesehatan dan kegiatan fisik .Air digunakan sebagai bahan pembangunan disetiap sel tubuh . Jaringan berlemak mengandung air kira – kira 20 %, otot kira – kira 75% dan plasma darah 90 % . Air digunakan dalam tubuh
a) Sebagai pelarut
b) Sebagai bagian dari pelumas
c) Sebagai pereaksi kimia
d) Membantu mengatur suhu tubuh
e)Membantu dalam memelihara bentuk dan susunan tubuh, dan lain-lain.

Air tersebut disalurkan dalam sel ( cairan intra selular ) dan diantara sel dan organ ( cairan ekstra selullar ) .Air diambil kedalam tubuh dari makanan dan minuman serta pertukaran zat bahan yang sudah berada dalam tubuh . Air dibuang dari tubuh melalui air seni , keringat dan dalam penguapan air melalui alat pernafasan. Keperluan sehari – hari akan sumber air berlainan dari orang ke orang , hari ke hari akan sumber air berlainan dari hari ke hari , musim ke musim tergantung pada macam dan jumlah kegiatan. Air merupakan salah satu jika tidak yang paling dari semua zat gizi yang digunakan tubuh untuk mencapai gizi dan kesehatan baik Air merupakan komponen kimia dalam makhluk hidup. Air tersusun atas dua atom hidrogen dan satu atom oksigen. Atom hidrogen secara kimiawi dilambangkan dengan H, sedangkan oksigen dilambangkan dengan O. Rumus kimiawi dari air adalah H2O.
Struktur kimia dari air tersebut menyebabkan air memiliki sifat yang penting sekali bagi makhluk hidup. Adanya dua elektron terluar dari molekul oksigen menyebabkan air mampu membentuk ikatan hidrogen dengan sesama molekul air. Ikatan hidrogen inilah yang membuat air menjadi bersifat polar, sehingga mampu berikatan dengan senyawa-senyawa polar. Air memiliki pH 7, yaitu netral. Keasaman air yang mendekati netral membuat air tidak berbahaya jika masuk ke tubuh. Kondisi tubuh kita memiliki pH sedikit lebih basa, antara 7,35-7,45. Air adalah pelarut biologis, sehingga kebanyakan senyawa polar mampu larut dalam air. Selain itu, air merupakan media tempat bekerjanya enzim dalam sel makhluk hidup. Tanpa air, enzim biasanya tidak mampu melaksanakan fungsinya, sehingga fungsi tubuh akan terganggu.
Orang dewasa rata-rata tersusun atas 55 % air, 19 % protein, 19 % lemak, kurang dari 1% karbohidrat, dan 7% unsur organik. Air tubuh terbagi dari dua komponen utama, air yang terdapat di dalam sel (intrasel) dan air yang di luar sel (ekstrasel). Cairan ekstrasel dibagi lagi menjadi cairan interstisial, yang merendam sel-sel dan plasma darah. Cairan tubuh rata-rata menyusun 65% -70% masa tubuh tanpa lemak.
Air dalam tubuh merupakan komponen utama dari sitoplasma sel, plasma darah, dan berbagai jaringan lain. Hal ini menyebabkan air begitu fungsional dilihat dari keberadaannya di dalam sel. Dari hal itu, kita bisa tahu bahwa air itu sangat diperlukan untuk tubuh, sehingga jumlahnya harus selalu mencukupi kebutuhan. Jika tidak, maka tubuh kita akan mengalami dehidrasi.
Air merupakan senyawa paling berlimpah di dalam sistem hidup dan mencakup 70% atau lebih dari bobot hampir semua  bentuk kehidupan. Lebih jauh lagi, kita telah melihat bahwa organisme hidup pertama mungkin muncul dalam laut jadi, air merupakan induk dari  semua kehidupan mahluk hidup. Karena air mengisi semua bagian dari tiap sel pada mahluk hidup, air merupakan medium tempat berlangsungnya transport nutrien, reaksi – reaksi enzimatis metabolisme, sel, dan transfer  energi kimia. Oleh karena itu, semua aspek dari struktur dan fungsi sel harus beradaptasi dengan sifat – sifat fisik dan kimia air. Kita juga akan dapat melihat bagaimana sel belajar untuk memanfaatkan  komponennya untuk melangsungkan beberapa aktivitas sel.
Kita seringkali menganggap air hanya sebagai suatu cairang tidak reaktif, tidak berasa, dan mudah digunakan untuk berbagai keperluan praktis. Walaupun air bersifat stabil kimiawi, senyawa ini mempunyai beberapa sifat istimewa. Memang air dan produk ionisasinya, ion H+ dan OH sangat mempengaruhi  sifat berbagi komponen penting sel, seperti enzim, protein, asam nukleat, dan lipid. Sebagai contoh, aktivitas katalik enzim amat tergantung pada konsentrasi ion H+ dan OH .
Organisme telah beradaptasi secara efektif terhadap lingkungan cairnya dan telah mengembangkan cara – cara pemanfaatan sifat – sifat air yang istimewa. Panas jenis air yang tinggi berguna bagi sel , karena memungkinkan air bekerja sebagai buffer panas, membiarkan suhu suatu organisme tetap bertahan relatif tetap, jika terjadi fluktuasi suhu udara. Tambahan lagi, panas penguapan air yang tinggi dimanfaatkan oleh beberapa vertebrata sebagai cara menghilangkan kelebihan panas tubuh dengan penguapan keringat. Tingkat kohesi internal yang tinggi dari air, karena adanya ikatan hidrogen dimanfaatkanoleh tumbuhan sebagai cara untu membawa nutrien terlarut dari akar ke atas menuju daun selama proses transpirasi. Bahkan, kenyataan bahwa es mempunyai densitas yang lebih rendah dari air, dan karenanya mengapung, mempunyai akibat biologi didalam daur hidup organisme laut. Tetapi yang paling mendasar pada semua organisme hidup adalah kenyataan bahwa banyak sifat – sifat biologi penting dari makromolekul sel terutama protein asam nukleat, yang ditimbulkan oleh interaksi molekul – molekul ini dengan molekul air pada medium di sekelilingnya. Kita akan segera melihat bahwa sifat khas tiga dimensi struktur protein yang menentukan aktiitas biologinya dipertahankan oleh sifat sifat air. Bahkan ketepatan dari replikasi srtuktur DNA sulur ganda tergantung kepada sifat sifat air ( Albert L. Lehninger.1982. Dasar – Dasar Biokimia Jilid 1, Hal ; 100-101. Jakarta : Erlangga ( penerjemah : Dr. Ir. Maggy Thenawijaya, IPB)).


 DAFTAR PUSTAKA



Lehninger, Albert L.1982. Dasar – Dasar Biokimia Jilid 1, Hal ; 77. Jakarta : Erlangga ( penerjemah : Dr. Ir. Maggy Thenawijaya, IPB
http://www.linkpdf.com/download/sejarah perkembangan biokimia-ebook




Post a Comment for "Sejarah dan perkembangan Biokimia"