Praktikum Fisiologi Tumbuhan (Osmosis)


FISIOLOGI TUMBUHAN


I.       Judul     :   OSMOSIS
II.    Tujuan : Mengetahui pengaruh variasi konsentrasi larutan NaCl Hipotonis [0,5] , Isotonis [0,9], dan Hipotonis [1.5] dibandingkan dengan konsentrasi sitoplasma sel [0,9] terhadap perubahan massa jaringan umbi Raphanus sativus (lobak) sebelum dan sesudah osmosis.
III. Dasar teori
Osmosis adalah proses mengalir atau berpindahnya molekul-molekul dari suatu ruang keruang lain yang dibatasi membrane semipermeabel. Seperti halnya proses difusi, maka proses osmosis ini terjadi karena adanya kecenderungan suatu larutan berada dalam keseimbangan atau konsentrasi yang sama. Membrane semipermeabel adalah suatu membran yang dapat dilewati oleh zat-zat tertentu tetapi tidak dapat dilewati oleh zat lain. Membran plasma bersifat permeabel terhadap zat yang larut dalam lemak, zat yang tidak bermuatan (netral), asam amino, asam lemak, dan air elektrolit (Na+, K+, Cl-,Ca2+,SO42-).
Terjadinya osmosis disebabkan oleh adanya tekanan maksimum yang timbul didalam larutan yang dikelilingi oleh membran semipermeabel dan larutan yang memiliki tingkat konsentrasi berbeda. Adapun factor-faktor yang mempengaruhi tekanan osmosis suatu larutan adalah :
a.       Konsentrasi larutan
b.      Ionisasi zat yang dilarutkan
c.       Hidrolisis dari molekul terlarut
d.      Temperature
Hubungan itu umumnya dinyatakan dengan rumus Vant Haff sebagai berikut :
M  = R . C . T
Dimana, M =  tekanan osmosis
            R = konstanta . 22,4 = 0,08
            C = konsentrasi larutan
            T = derajat kalori (Sugiyarto, 1996:13)
Osmosis sangat ditentukan oleh potensial kimia air dan potensial air yang menggambarkan komponen molekul air untuk dapat melakukan difusi. Sejumlah besar volume air akan memiliki kelebihan energy bebas daripada volume yang sangat sedikit dibawah kondisi yang sama. Potensial kimia air merupakan konsep yang sangat penting dalam fisiologi tumbuhan (Sasmitomiharjo, 1996:53).
Nilai osmosis suatu tanaman tidaklah konstan, pada waktu banyak air dalam tanah, missal dimusim penghujan banyak tanaman mempunyai nilai osmotic yang lebih rendah daripada musin kering. Telah diketahui bahwa daun-daun terkena sinar matahari secara langsung mempunyai nilai osmotic yang lebih tinggi daripada yang tidak mendapatkannya (Dwijasaputra, 1989:78)
Potensial osmotik suatu larutan adalah suatu kecenderungan molekul air, pada suatu larutan untuk osmosis semata-mata berdasarkan konsentrasi air yang paling tinggi sehingga potensial osmotiknya adalah paling tinggi pula (Sucipto, 1994:112).
Peranan osmosis dalam sel makhluk hidup
Cairan masih dapat terangkat kepuncak tumbuhan yang pendek maupun puncak daun yang tinggi dikarenakan adanya penggerak oeh potensial osmotik yang sangat negative dan tekanan positif yang cukup mudah didalam sel. Jika tumbuhan mampu tumbuh mulai dari kecambah sampai menjadi pohon yang bear tanpa pernah kehilangan air melalui transpirasi sekalipun, akan masuk kesel secara osmosis yang membesar pada daun. Pergerakan masuk kesel hidup ini akan menarik air keatas melalui lintasan dalam sel tumbuhan. Sel yang sedang tumbuh bersaing dengan transpirasi untuk memperebutkan air (Salisbury, 1981:115).
IV.             Alat dan bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebuah neraca digital untuk menimbang massa jaringan dan NaCl. Sembilan buah gelas plastik digunakan sebagai wadah untuk terjadinya osmosis. Satu buah stopwatch digunakan untuk menghitung waktu lamanya perendaman. Dua buah gelas ukur untuk mengukur banyaknya air yang digunakan untuk membuat larutan. Satu buah gelas beker untuk wadah air. Satu buah spatula untuk mengaduk NaCl agar larut. Satu buah pnset yang digunakan untuk mengambil dan meletakkan jaringan umbi Raphanus sativus (lobak) pada larutan. Satu buah kaca arloji untuk meniriskanpotongan jaringan. Satu buah cutter digunakan untuk memotong jaringan umbi lobak sesuai dengan besar yang ditentukan (1x1x1) cm3 dan satu buah penggaris untuk mengukur jaringan umbi lobak serta satu buah pipet tets untuk mengambil atau menambahkan volume air kedalam gelas beker sehingga ukurannya sesuai.
Bahan yang digunakan dalam praktikum osmosis ini adalah tissue secukupnya digunakan untuk meniriskan potongan jaringan umbi lobak setelah proses perendaman. NaCl yang digunakan untuk membuat larutan hipotonis sebanyak 2,194 gr X 3 = 6,582 gr, isotonis 3,949 gr X 3 = 11, 847 gr dan hipertonis 6, 581 gr X 3 = 19,743 gr. Jaringan umbi lobak sebanyak Sembilan potong dengan ukuran setiap potongan (1x1x1) cm3, yang akan dimasukkan dalam larutan NaCl konsentrasi hipotonis [0,5], larutan NaCl konsentrasi isotonis [0,9], dan larutan NaCl konsentrasi hipertonis [1,5]. Sebagai indikasi terjadinya osmosis dengan perubahan massa potongan jaringan umbi lobak. Air sebanyak 675 ml untuk melarutkan Nacl dan label kertas secukupnya yang digunakan untuk menandai gelas plastik.
V.                Cara kerja
Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam praktikum kemudian membuat larutan NaCl dengan konsentrasi hipotonis [0,5], isotonis [0,9], dan hipertonis [1,5] dengan perhitungan rumus sebagai berikut :
M = n . v . Mr                                                            dengan V = 75 ml = 0,075 l
·         Larutan NaCl [0,5]
M         = n . v . Mr
            = 0,5 . 0,075 . 58,5 = 2,194 gr
·         Larutan NaCl [0,9]
M         = n . v . Mr
            = 0,9 . 0,075 . 58,5 = 3,949 gr
·         Larutan NaCl [1,5]
M         = n . v . Mr
            = 1,5 . 0,075 . 58,5 = 6,581 gr
Setelah masing-masing NaCl untuk membuat larutan dengan konsentrasi [0,5], [0,9], [1,5] diketahui, lalu menimbang massa NaCl sesuai perhitungan masing-masing konsentrasi diatas yaitu sebanyak 2,194 gr, 3,949 gr, dan 6,581 gr. Kemudian melarutkan masing-masing massa NaCl dengan 75 ml air sebanyak 3 gelas untuk setiap konsentrasi. Setelah itu memotong dadu jaringan umbi lobak dengan ukuran (1x1x1) cm3 sebanyak 9 potong lalu menimbangnya. Setelah itu memasukkan potongan-potongan jaringan kedalam larutan NaCl masing-masing satu potongan pergolas sampai potongan terendam seluruhnya selama 30 menit. Terakhir, mengambil jaringan umbi lobak dan ditiriskan menggunakan tissue. Kemudian menimbang untuk mengetahui massa akhir jaringan umbi lobak dengan menggunakan neraca digital. Memasukkan data kedalam table pengamatan.
VI.             Parameter
Selisih massa jaringan umbi lobak sebelum dan setelah osmosis.
VII.          Indikator
Selisih massa jaringan umbi lobak = │massa jaringan umbi lobak sesudah osmosis (gr) – massa jaringan umbi lobak sebelum osmosis (gr)│
VIII.       Data pengamatan
A.    Larutan Hipotonis [0,5]
Jaringan ke-
Massa (gr)
sebelum
sesudah
selisih
1
0,85
0,88
0,03
2
0,85
0,89
0,04
3
0,85
0,89
0,04
0,036

B.     Larutan Isotonis [0,9]
Jaringan ke-
Massa (gr)
sebelum
sesudah
selisih
1
0,85
0,85
0
2
0,85
0,8
0,05
3
0,85
0,85
0
0,017

C.     Larutan Hipertonis [1,5]
Jaringan ke-
Massa (gr)
sebelum
sesudah
Selisih
1
0,89
0,86
0,03
2
0,89
0,76
0,13
3
0,89
0,76
0,13
0,0967

IX.              Analisis Data
Osmosis adalah perpindahan pelarut (misalnya air) melalui membrane selektif permeable dari konsentrasi pelarut tinggi menuju konsentrasi pelarut yang lebih rendah. Membran selektif permeabel akan membiarkan air keluar dan masuk membran dengan bebas, namun membatasi masuknya zat yang terlarut didalamnya. Osmosis tergolong dalam transport pasif. Transport pasif merupakan transport ion, molekul dan senyawa yang tidak memerlukan energy untuk melewati membran plasma. Membrane plasma berfungsi sebagai tempat keluar dan masuknya ion, molekul serta senyawa dari atau jedalam sel. Membran plasma bersifat selektif permeabel yaitu memiliki kemampuan untuk melakukan seleksi terhadap ion, molekul dan senyawa yang melalui membran plasma.
      Pada praktikum ini menggunakan potongan jaringan umbi Raphanus sativus (lobak) yang dipotong bentuk dadu dengan ukuran (1x1x1) cm3 sebagai indicator terjadinya osmosis melalui penimbangan massa jaringan sebelum dan sesudah osmosis. Potongan jaringan umbi lobak diberi 3 perlakuan yang berbeda yakni direndam dalam larutan NaCl hipotonis [0,5], isotonis [0,9], dan hipertonis [1,5] masing-masing selama 30 menit. Setelah dilakukan perendaman menghasilkan perubahan massa awal dan massa akhir yang berbeda pada masing-masing perlakuan perlakuan.
A.    Larutan Hipotonis [0.5]
Larutan hipotonis merupakan larutan yang konsentrasinya kurang dari konsentrasi sitoplasma sel (< [0,9]). Potongan jaringan umbi lobak direndam dalam larutan NaCl [0,5] selama 30 menit dimana sebelum direndam dilakukan penimbangan. Sesudah dilakukan perendaman didapatkan perubahan massa sebagai berikut :

Jaringan ke-
Massa (gr)
Sebelum
Sesudah
Selisih
1
0,85
0,88
0,03
2
0,85
0,89
0,04
3
0,85
0,89
0,04
0,036

Dari hasil yang didapat, terjadi penambahan massa rata-rata 0,036 gr. Dimana massa sesudah perendaman lebih besar dibandingkan massa awalnya. Hal ini dikarekan konsentrasi pelarut (air/H2O) diluar sel lebih besar disbanding konsentrasi pelarut (air/H2O) didalam sitoplasma sel. Akibatnya air akan terus membengkak sampai selulosa tidak dapat direntangkan lagi. Namun sel tersebut tidak pecah. Sel tumbuhan pada keadaan ini dsebut turgid.
Akibat dari keadaan hipotonis, cairan didalam sel bertambah banyak sehingga massa selpun bertambah.
B.     Larutan Isotonis [0,9]
Larutan isotonis merupakan larutan yang konsentrasinya sama dengan konsentrasi sitoplasma sel [0,9]. Potongan jaringan umbi lobak direndam dalam larutan NaCl [0,9] selama 30 menit dimana sebelum direndam dilakukan penimbangan. Sesudah dilakukan perendaman didapatkan massa sebagai berikut :
Jaringan ke-
Massa (gr)
sebelum
sesudah
selisih
1
0,85
0,85
0
2
0,85
0,8
0,05
3
0,85
0,85
0
0,017
 Dari hasil yang didapatkan, terjadi perubahan massa pada jaringan imbu lobak ke-2 yakni menyusut 0,05 gr. Namun jaringan umbi ke-1 dan ke-3 tidak terjadi perubahan massa (tetap). Sehingga apabila dirata-rata terdapat penyusutan 0,017 gr. Secara teori sel yang dimasukkan kedalam larutan isotonis tidak terjadi perubahan massa karena konsentrasi sitoplasma sel sama dengan konsentrasi cairan dilingkungannya. Namun pada praktikum, ada jaringan umbi yang mengalami penyusutan. Hal ini dimungkinkan cairan perendaman jaringan yang konsentrasinya tidak tepat [0,9] namun lebih besar dari konsentrasi tersebut dengan selisih konsentrasi yang kecil. Sel yang ditempatkan pada larutan isotonis akan membiarkan air keluar dan masuk membrane secara bebas karena konsentrasi sitoplasma sama dengan konsentrasi cairan dilingkungannya. Maka banyaknya cairan yang masuk dan keluar sel sama besarnya.

C.     Larutan Hipertonis [1,5]
Larutan hipotonis merupakan larutan yang konsentrasinya lebih besar dari konsentrasi sitoplasma sel (> [0,9]). Potongan jaringan umbi lobak direndam dalam larutan NaCl [1,5] selama 30 menit dimana sebelum direndam dilakukan penimbangan. Sesudah dilakukan perendaman didapatkan massa sebagai berikut :

Jaringan ke-
Massa (gr)
sebelum
sesudah
Selisih
1
0,89
0,86
0,03
2
0,89
0,76
0,13
3
0,89
0,76
0,13
0,0967

Dari hasil yang didapat, terjadi pengurangan massa rata-rata 0,0967 gr. Dimana massa sesudah perendaman lebih kecil disbanding massa awalnya. Hal ini dikarekan konsentrasi pelarut (air/H2O) diluar sel lebih kecil disbanding konsentrasi pelarut (air/H2O) didalam sitoplasma sel. Akibatnya air akan keluar terus menerus dari vakuola dan sitolplasma sel melewati dinding sel menuju lingkungan sel/keluar sel. Sitoplasma mengkerut dan membrane plasma terlepas dari dinding sel. Peristiwa ini disebut plasmolisis.
Sel tumbuhan yang ditempatkan pada lingkungan hipotis akan menjadi turgid karena air lingkungan hipotonis akan masuk kedalam sel tumbuhan secara terus menerus sehingga menyebabkan sel mengemban dan massa sel bertambah. Pada sel tumbuhan yang ditempatkan pada lingkungan isotonis tidak terjadi perubahan massa sel karena air dari lingkungan maupun dari dalam sel bebas keluar masuk melalui membrane. Sedangkan sel tumbuhan yang ditempatkan pada lingkungan hipertonis akan terjadi plasmolisis karena air dari dalam sitoplasma dan vakuola sel akan keluar melewati membrane menuju lingkungan sehingga menyebabkan sitoplasma mengkerut dan terdorong menjauhi dinding sel akibatnya massa sel berkurang.


Post a Comment for "Praktikum Fisiologi Tumbuhan (Osmosis)"