Model Belajar Cooperative Script


PENDAHULUAN

  1. LATAR BELAKANG
Pendidikan di Indonesia perlu  mendapatkan perhatian utama. Nurhadi & Senduk (2003) menjelaskan bahwa peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis. Oleh karena itu, pembaharuan pendidikan perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satu caranya adalah melalui perubahan kurikulum.
           Sebagai upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dan menyiapkan siswa agar memiliki hubungan sosial yang sehat akhir-akhir ini banyak dikem-bangkan pembelajaran kooperatif. Johnson & Johnson (1994) menyatakan bahwa elemen utama pembelajaran kooperatif adalah
1.     Ketergantungan antar siswa untuk mencapai tujuan bersama mencapai suatu tujuan
2.     Interaksi langsung antara siswa satu dengan siswa yang lain.
3.     Tanggung jawab masing-masing siswa untuk mengusai bahan pelajaran .
4.     menggunakan ketrampilan interperso-nal dan kelompok kecil.
           Belajar kooperatif merupakan salah satu metode pembelajaran yang diyakini mampu meningkatkan motivasi dan pemahaman siswa karena pembela-jaran ini berorientasi pada siswa. Pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun pemahaman suatu konsep melalui aktivitas sendiri dan interaksinya dengan siswa lain. Pembelajaran kooperatif juga dapat memberikan dukungan bagi siswa dalam saling tukar menukar ide, memecahkan masalah, berpikir alternatif, dan meningkatkan kecakapan berbahasa (Lawrence dalam Arnyana, 2004). Dari beberapa jenis model pembelajaran kooperatif, pada makalah ini yang akan dibahas lebih lanjut adalah pembelajaran cooperative script.

B.   TUJUAN
1.     Mengetahui pengertian tentang pembelajaran cooperative script.
2.     Mengetahui manfaat dari pembelajaran cooperative script.
3.     Mengetahui langkah-langkah atau sintaks dari pembelajaran cooperative script.
4.     Mengetahui aplikasi dari pembelajaran cooperative script dalam kehidupan sehari-hari.
5.     Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran cooperative script.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Cooperative Script
            Pembelajaran cooperative script merupakan salah satu bentuk atau model metode pembelajaran kooperatif, dalam perkembangannya mengalami perkembangan sehingga melahirkan beberapa pengertian dan bentuk yang sedikit berbeda satu dengan yang lainnya. Beberapa pengertian pembelajaran cooperative script adalah skenario pembelajaran kooperatif (Danserau dalam Hadi, 2007). Pembelajaran cooperative script adalah pembelajaran yang mengatur interaksi siswa seperti ilustrasi kehidupan sosial siswa dengan lingkungannya sebagai individu, dalam keluarga, kelompok masyarakat, dan masyarakat yang lebih luas (Schank dan Abelson dalam Hadi, 2007). Pembelajaran cooperative script adalah kontrak belajar yang eksplisit antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa mengenai cara berkolaborasi.   
            Pada pembelajaran cooperative script terjadi kesepakatan antara siswa tentang aturan-aturan dalam berkolaborasi. Masalah yang dipecahkan bersama akan disimpulkan bersama. Peran guru hanya sebagai fasilitator yang mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan belajar. Pada interaksi siswa terjadi kesepakatan, diskusi, menyampaikan pendapat dari ide-ide pokok materi, saling mengingatkan dari kesalahan konsep yang disimpulkan, membuat kesimpulan bersama. Interaksi belajar yang terjadi benar-benar interaksi dominan siswa dengan siswa. Dalam aktivitas siswa selama pembelajaran cooperative script benar-benar memberdaya-kan potensi siswa untuk mengaktualisasikan pengetahuan dan keterampilannya, jadi benar-benar sangat sesuai dengan pendekatan konstruktivis yang dikembang-kan saat ini.

  1. Manfaat Pembelajaran Cooperative Script
           Dari hasil penelitian, banyak mengungkapkan manfaat pembelajaran cooperative script. Danserau dalam Hadi (2007) menyatakan bahwa pembelajaran cooperative script dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan siswa dapat mempelajari materi yang lebih banyak dari siswa yang belajar sendiri. Pendapat sejenis menyatakan bahwa cooperative script memotivasi siswa memperoleh sesuatu yang lebih dari aktivitas kooperatif lain yang diberikan penjelasan secara rinci (Web dalam Hadi, 2007). Sedangkan Spurlin dalam Hadi (2007) menyatakan bahwa,  cooperative script dapat mendorong siswa untuk mendapatkan kesempatan mempelajari bagian lain dari materi yang tidak dipelajarinya.
           Selanjutnya secara lebih rinci berdasarkan tahapan-tahapan dalam pembelajaran cooperative script, Jacobs, et. al. (1996) mengungkapkan manfaat metode pembelajaran cooperative script yaitu.
a.       Bekerja sama dengan orang lain bisa membantu siswa mengerjakan tugas-tugas yang dirasakan sulit.
b.      Dapat membantu ingatan yang terlupakan pada teks.
c.       Dengan mengidentifikasi ide-ide pokok yang ada pada materi dapat membantu ingatan dan pemahaman.
d.      Memberikan kesempatan siswa membenarkan kesalahpahaman.
e.       Membantu siswa menghubungkan ide-ide pokok materi dengan kehidupan nyata.
f.       Membantu penjelasan bagian bacaan secara keseluruhan.
g.      Memberikan kesempatan untuk mengulangi untuk membantu mengingat kembali.”

  1. Langkah-Langkah Pelaksanaan Cooperative Script
            Danserau dalam Hadi (2007) menjelaskan bahwa langkah-langkah dalam pembelajaran cooperative script sebagai berikut:
a.         Guru membagi siswa untuk berpasangan.
b.         Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasannya.
c.         Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berpe-ran sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.
d.        Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya, sementara pendengar menyimak/mengoreksi/menun-jukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dan membantu mengingat/meng-hafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.
e.         Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya,
f.           Guru membantu siswa menyusun kesimpulan.
Sintaks atau langkah-langkah pembelajaran cooperative script oleh Danserau dalam penelitian ini digunakan sebagai acuan pelaksanaan pembelajaran cooperative script.
Dalam penerapannya, sintaks bisa di modifikasi agar lebih menarik, namun modifikasi tersebut harus tetap sesuai dengan sintaks aslinya.
Contohnya :
A.              Modifikasi langkah-langkah model pembelajaran Cooperative Script (Tipe 2)
1.         Guru menulis topik pembelajaran.
2.         Guru menulis tujuan pembelajaran.
3.         Guru membagi peserta didik berpasangan (tipe A dan B).
4.         Guru membagikan Lembar Kegiata Peserta Didik (LKPD) pada masing-masing peserta didik. Peserta didik tipe A mendapat LKPD 1 dan tipe B mendapat LKPD 2.
5.         Guru memberikan waktu kepada peserta didik untuk mengerjakan LKPD.
6.         Guru meminta peserta didik tipe A sebagai pembicara menyampaikan hasil LKPD 1 pada peserta didik tipe B. Sementara peserta didik tipe B bertugas sebagai pendengar, mencatata hal-hal yang penting dari informasi yang disampaikan peserta didik A.
7.         Bertukar peran dengan peserta didik B sebagai pembicara.
8.         Guru meminta salah satu peserta didik secara acak untuk menyampaikan pembahasan bahan diskusi yang terdapat pada LKPD 1 dan LKPD 2.
9.         Peserta didik melaksanakan diskusi kelas dengan bimbingan guru.
10.     Guru dan peserta didik membuat kesimpulan.

B.  Modifikasi langkah-langkah model pembelajaran Cooperative Script (Tipe 3)
1.      Guru menulis topik pembelajaran.
2.       Guru menulis tujuan pembelajaran.
3.       Guru membagi peserta didik dalam 2 tipe kelompok yaitu A dan B. Masing-masing kelompok dalam tiap tipe beranggotakan 4 orang (A-1= 4 orang, A-2 = 4 orang dst, B-1= 4, B-2 = 4 orang, dst).
4.      Masing-masing kelompok tipe A dan B mengerjakan kegiatan yang berbeda (Tipe A mengerjakan LKPD 1, Tipe B mengerjakan LKPD 2)
5.       Guru memasangkan 1 peserta didik dari kelompok tipe A dengan 1 peserta didik dari kelompok tipe B.
6.       Guru dan peserta didik menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.
7.      Seorang peserta didik bertugas sebagai pembicara, yaitu menyampaikan tugas dan hasil tugasnya dan seorang peserta didik sebagai pendengar.
8.      Bertukar peran, yang semula sebagai pembicara berperan sebagai pendengar dan yang semula sebagai pendengar berperan sebagai pembicara.
9.      Guru meminta salah satu pasangan untuk memperesentasikan hasil kegiatannya.
10.  Diskusi kelas.
11.   Guru memberikan penguatan pada hasil diskusi.
12.  Guru membimbing peserta didik menyusun kesimpulan .

            Kemampuan berpikir kritis yang dikembangkan pada penelitian ini menga-cu pada kemampuan berpikir kritis yang dikembangkan oleh Linn & Gronlund dalam Hadi (2007) yaitu membandingkan, menghubungkan sebab-akibat, membe-rikan alasan, meringkas, menyimpulkan, berpendapat, mengelompokkan, mencip-takan, menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi. Keterampilan berpikir kritis tersebut dapat dikembangkan pada pembelajaran biologi melalui model cooperative script. Karena pada model cooperative script, siswa akan melakukan aktivitas-aktivitas yang mengasah keterampilan berpikir kritis dirinya sendiri.
            Kemampuan berpikir kritis dapat ditingkatkan melalui latihan. Berikut ini diberikan delapan langkah yang dapat membantu siswa atau orang yang ingin meningkatkan kemampuannya dalam berpikir kritis, yaitu:
a.       Menentukan masa-lah atau isu nyata, proyek, atau keputusan yang betul-betul dipertimbangkan untuk dikritisi.
b.       Menentukan poin-poin yang menjadi pandangan.
c.       Memberikan alasan mengapa poin-poin itu dipertimbangkan untuk dikritisi;
d.      Membuat asumsi-asumsi yang diperlukan.
e.       Bahasa yang digunakan harus jelas.
f.        Membuat alasan yang mendasari dalam fakta-fakta yang meyakinkan.
g.       Mengajukan kesimpulan.
h.       Menentukan implikasi dari kesimpulan tersebut.
            Lebih lanjut dijelaskan karakteristik dari berpikir kritis menurut Wade dalam Setiawan (2005) adalah menjawab pertanyaan, merumuskan masalah, meneliti fakta-fakta, menganalisis asumsi dan kesalahan, menghindari alasan-alasan yang emosional, menghindari penyederhanaan yang berlebihan, memikir-kan intepretasi lain, dan mentoleransi arti ganda. Kemampuan berpikir kritis dan kreatif sangat diperlukan dalam mengajarkan pemecahan masalah pada siswa, karena salah satu indikasi adanya transfer belajar adalah kemampuan mengguna-kan informasi dan ketrampilan dalam memecahkan masalah. Melalui pemecahan masalah-masalah itu siswa dilatih berpikir kritis melalui latihan. Kesulitan yang umumnya ditemukan pada siswa dalam memecahkan masalah adalah dalam hal memperjelas masalah atau merumuskan masalah yang akan dipecahkan (Slavin, 1997).

  1. Aplikasi Pembelajaran Cooperative Script
Model pembelajaran Cooperative Learning tipe script dapat di aplikasikan untuk materi pelajaran siswa SD,SMP, dan SMA. Pelaksanaannya menyesuaikan materi yang di bahas. Misalnya saja pada materi SMP kelas IX mengenai sistem ekskresi.

  1. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran cooperative script
Kelebihan :
a.       Melatih pendengaran, ketelitian / kecermatan.
b.      Setiap siswa mendapat peran.
c.       Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan.
Kekurangan:
a.       Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu
b.      Hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga koreksi hanya sebatas pada dua orang tersebut).


BAB III
PENUTUP

  1. KESIMPULAN
a.    Pembelajaran Cooperatif Script adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari.
b.    Manfaat pembelajaran cooperative script adalah :
·                                    Tugas sulit terasa ringan bila dikerjakan bersama.
·                                    Pemahaman lebih mudah karena hanya mengedepankan ide pokok materi saja.
·                                    Siswa mendapat kesempatan untuk membenarkan kesalahpahaman.
·                                    Siswa dapat menghubungkan ide pokok materi dengan kehidupan sehari-hari.
·                                    Materi bacaan menjadi lebih jelas.
c.    Sintaks pembelajaran cooperative script adalah :
·           Guru membagi siswa berpasangan.
·           Guru memberi wacana atau materi pada setiap peserta didik untuk di baca dan di ringkas.
·           Guru menetapkan pendengar dan pembicara.
·           Pembicara menyampaikan hasil ringkasannya. Pendengar mendengarkan dan memberi tambahan jika ada.
·           Pembicara dan pendengar bertukar peran.
·           Guru dan murid membuat kesimpulan.
d.   Aplikasi
Dapat di aplikasikan pada materi SMP kelas IX mengenai sistem ekskresi.
e.    Pembelajaran cooperative script.
1.    Kelebihan
·         Melatih pendengaran, ketelitian / kecermatan.
·         Setiap siswa mendapat peran.
·         Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan.
2.    Kekurangan
·      Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu.
·      Hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga koreksi hanya sebatas pada dua orang tersebut).

                                                        DAFTAR PUSTAKA          

Jacobs, george M.1966. Lerning Cooperative Learning via Cooperative Learning. Singapore: SE AMO regional language centre
Slavin, Robert E.1995. Cooperative Learning: theory,resea rch, and ractice.USA: Aaimion & Schuster Company
http://www.pgsd.co.cc/2010/01/model-pembelajaran-cooperative-script.html
Online 10/03/2010

Post a Comment for "Model Belajar Cooperative Script"