Kajian Pustaka Aspek Pemecahan Masalah


Kajian Pustaka Aspek Pemecahan Masalah

Terdapat beberapa ahli yang menjelaskan tahapan aspek dari pemecahan masalah. Mourtous (2004) mengatakan bahwa dalam pemecahan masalah ada enam tahapan yang harus dilakukan yaitu 1) define the problem (mendefinisikan masalah) yang terdiri dari beberapa komponen indikator yaitu menyebutkan fakta terkait masalah, menentukan konsep atau kategori, menentukan informasi/data terkait masalah yang diberikan; 2) explore the problem ( mengeksplorasi masalah) yang terdiri dari beberapa komponen yaitu mengidentifikasi akar masalah, memeriksa hubungan timbal balik dari permasalahan yang diberikan, memeriksa tingkat permasalahan, memeriksa solusi yang pernah dilakukan untuk menyelesaikan masalah terkait; 3) plan the solution (merencanakan solusi) yang terdiri dari beberapa komponen yaitu mengembangkan rencana pemecahan masalah berdasarkan akar masalah, memetakan sub masalah dan solusinya, memilih teori, prinsip dan pendekatan untuk memecahkan masalah terkait; 4)  implement the plan (mengimplementasikan rencana) yang terdiri dari beberapa komponen yaitu membuat daftar permasalahan, mengurutkan langkah kerja terkait solusi yang telah dibuat; 5) check the solution (mengecek solusi); dan 6) evaluate/ reflect (evaluasi atau meninjau kembali) yang terdiri dari beberapa komponen yaitu memeriksa kelayakan solusi yang dibuat, membuat asumsi terkait solusi yang dibuat, memperkirakan hasil yang akan diperoleh melalui solusi yang telah dibuat, menyampaikan dan mengkomunikasikan solusi yang telah dibuat .
Hal ini didukung oleh pendapat Heller & Heller (2010) menyebutkan bahwa dalam pemecahan masalah ada lima langkah yang harus dilakukan, yaitu :1) mengenali masalah; 2) mendeskripsikan masalah; 3) merencanakan solusi; 4) menerapkan solusi pemecahan masalah ; 5) memeriksa kembali solusi yang digunakan. Pendapat lain tentang aspek pemecahan masalah dari Polya (1988), solusi pemecahan masalah memuat empat langkah:
1) Memahami masalah
Tanpa adanya pemahaman terhadap masalah yang diberikan, siswa tidak mungkin mampu menyelesaikan masalah tersebut dengan benar.
2) Merencanakan penyelesaian
Kemampuan melakukan fase ini sangat tergantung pada pengalaman siswa menyelesaikan masalah. Pada umumnya semakin bervariasi pengalaman mereka, ada kecenderungan siswa lebih kreatif dalam menyusun rencana penyelesaian suatu masalah.
3) Menyelesaikan masalah sesuai rencana
Jika rencana penyelesaian masalah telah dibuat, baik secara tertulis atau tidak, selanjutnya dilakukan penyelesaian masalah sesuai dengan rencana yang dianggap paling tepat.
4) Melakukan pengecekan kembali terhadap semua langkah yang telah dikerjakan. Melakukan pengecekan atas apa yang dilakukan mulai dari fase pertama sampai fase ketiga. Dengan cara seperti ini maka berbagai kesalahan dapat terkoreksi kembali sehingga siswa dapat sampai pada jawaban yang benar sesuai dengan masalah yang diberikan.

Carson (2007) menjabarkan beberapa tipe pemecahan masalah yang diambil dari beberapa para ahli yaitu Dewey (1993), Polya (1988), Krulik (1980).
Tabel 2.5 Aspek pemecahan masalah dari beberapa ahli
Aspek Pemecahan Masalah
Dewey (1993)
Polya (1988)
Krulik (1980)
Menemukan masalah
Memahami masalah
Membaca
Mendefinisikan masalah
Merencanakan penyelesaian
Mengeksplore
Mencari solusi
Menyelesaikan masalah sesuai rencana
Memilih strategi
Menghubungkan solusi

Menyusun solusi
mengevaluasi
Melakukan pengecekan kembali
Mengevaluasi

Berdasarkan dari beberapa pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa aspek pemecahan masalah meliputi tahapan mendefinisikan masalah yang dapat dimulai dari mengenali masalah yang didapatkan dari fenomena sekitar, setelah masalah dapat dieksplorasi dan dideskripsikan pokok permasalahannya, siswa dapat merencanakan solusi untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya, dan yang terakhir adalah tahapan memeriksa kembali solusi yang digunakan.

a.   Strategi Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
Suherman (2003) menyatakan bahwa cara untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam memecahakan masalah adalah dengan menyediakan pengalaman dan memerlukan strategi yang berbeda. Siswa memerlukan kegiatan yang menuntut mereka menggunakan daya pikir, mengembangkan ide, menemukan solusi masalah yang mereka kembangkan sendiri, dan menggunakan pendapatnya. Beberapa cara untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah sebagai berikut; 1) pemecahan masalah dapat dilakukan secara individual (individual problem solving) dan berkelompok (group problem solving); 2) Pemecahan masalah dapat dilakukan sendiri oleh siswa maupun berkelompok. Kerjasama dalam kelompok akan menghasilkan pemecahan masalah yang lebih baik (Laughin, 2006). Menurut Gagne (1985) terdapat tiga jenis kemampuan yang harus dimiliki dalam melakukan pemecahan masalah, diantaranya adalah; 1) kemampuan intelektual, kaidah-kaidah, prinsip-prinsip, dan konsep yang dipahami agar dapat menyelesaikan suatu masalah; 2) susunan informasi verbal dalam bentuk skema yang memungkinkan pemahaman terhadap suatu masalah; 3) strategi-strategi kognitif, dimana siswa harus memilih informasi dan skill dalam memutuskan kapan dan bagaimana menggunakannya dalam memecahkan suatu masalah.

DAFTAR PUSTAKA

Carson, J. (2007). A Problem With Problem Solving: Teaching Thinking Without Teaching Knowledge.. Vol 17 (2): 7-14
Heller A, Heller P. (2010). Cooperative Problem Solving in Physiscs A User Manual United Stated : National Science Foundation University Of Minnesota

Mourtous, N, J. (2004). Defining, teaching, and assessing problem solving skills. 7 th UICEE Annual Conference on Engginering Education. Mumbai : India

Polya, G. (1988). How To Solve It Second Editions. New Jersey. Pricenton University Press.


Post a Comment for "Kajian Pustaka Aspek Pemecahan Masalah"