Kajian Pustaka Model Belajar Guided Inquiruy Laboratory


Model Guided Inquiry Laboratory (GIL)

a.   Pengertian Guided Inquiry Laboratory (GIL)
Pembelajaran berbasis inkuiri melibatkan siswa dalam penyelidikan sains, tujuan utama inkuiri adalah penyelidikan yang aktif baik untuk pengetahuan dan pemahaman untuk memenuhi keingintahuan siswa (Rustaman, 2005). Inti pembelajaran inkuiri adalah pembelajaran dengan memberikan pertanyaan atau masalah, mencari pengetahuan, konsep baru dan pengembangan kemampuan refleksi diri. Listiawati (2007) menyatakan bahwa inkuiri merupakan pembelajaran dengan menghadapkan siswa pada pemecahan masalah, siswa memunculkan masalah dan siswa yang memecahkan masalahnya sendiri. Kuhlthau (2007) menyatakan bahwa inkuiri merupakan pendekatan belajar dimana siswa menemukan dan menggunakan berbagai sumber informasi dan ide untuk menambah pemahaman siswa tentang suatu permasalahan. Inkuiri mengembangkan kemampuan siswa dalam penyelidikan, observasi, dan juga akan melibatkan siswa dalam berpartisipasi pada proses inkuiri dengan prosedur tertentu tergantung tingkatan atau level inkuiri yang digunakan.
Wenning (2005) mengelompokkan ke dalam enam  level dalam menerapkan kegiatan berinkuiri yaitu discovery learning, interactive  demonstration, inquiry lesson, inquiry laboratory, real world applications dan hypothetical inquiry. Keenam level pembelajaran inkuiri tersebut diurutkan berdasarkan dua hal, yaitu kecerdasan intelektual dan pihak pengontrol. Kecerdasan intelektual adalah kecerdasan yang dimiliki oleh siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan metode tertentu, sedangkan pihak pengontrol adalah pihak yang mengontrol kegiatan pembelajaran. Pihak pengontrol adalah pihak yang mendominasi dalam melaksanakan setiap tahapan pembelajaran, yaitu berperan dalam menemukan permasalahan, melakukan percobaan, hingga merumuskan kesimpulan.
Level inquiry urutan keempat yaitu level inkuiri laboratorium (inquiry laboratory) mampu memunculkan keterampilan proses sains siswa. Inkuiri laboratorium mempunyai tiga tipe yaitu guided inquiry (inkuiri terbimbing), bounded inquiry (inkuiri terikat), dan free inquiry (inkuiri bebas). Guided inquiry laboratory akan terdapat permasalahan yang berasal dari guru dan diteliti oleh siswa, dan didalam aktivitas praktikum di laboratorium terdapat pembimbingan dari guru dengan mengidentifikasi pertanyaan sebagai sumber permasalahan. Kegiatan laboratorium dalam inkuiri terbimbing dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, berkomunikasi, berkerjasama.
Tingkat kesulitan kegiatan inquiry laboratory bervariasi, tergantung pada tingkat keterbukaan dan tingkat kognitif yang diinginkan.
 Brickman (2009) mengemukakan bahwa siswa dalam pembelajaran inquiry laboratory mendokumentasikan proses berpikir mereka dalam bentuk laporan akhir, yang dapat menunjukan peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa dan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah melalui kegiatan eksperimen. Pembelajaran dengan menerapakan guided inquiry lab, maka pembelajaran sains melalui kegiatan laboratorium lebih dipusatkan pada keterampilan proses daripada pembuktian. Siswa ditantang untuk memecahkan masalah melalui observasi yang open-ended, diikuti dengan kesempatan untuk membuat dan menguji hipotesis atau prediksi mereka melalui kegiatan eksperimen yang mereka rancang sendiri. Penerapan inquiry dalam kegiatan laboratorium akan memerdalam pemahaman siswa tentang pengetahuan mendasar, keterampilan intelektual, dan proses eksperimental sains (Widowati, 2010).
Pembelajaran GIL akan menghadapkan siswa pada tugas-tugas yang relevan untuk diselesaikan melalui diskusi kelompok maupun secara individu agar mampu memecahkan permasalahan dan menarik kesimpulan secara mandiri. Siswa berorientasi pada bimbingan dan petunjuk dari guru, sehingga dapat memahami konsep-konsep pelajaran melalui kegiatan pre lab dan leading questioning. Kegiatan prelab yang dilaksanakan pada pembelajaran GIL dimaksudkan untuk mengaktifkan pengetahuan awal siswa dan membantu siswa untuk memahami konsep dan tujuan pembelajaran untuk melakukan penyelidikan. Kegiatan leading question pada GIL adalah pertanyaan yang menuntun siswa dalam menyusun langkah percobaan yang akan dilakukan.

b.   Sintaks Guided Inquiry Laboratory (GIL)
Tahap guided inquiry lab merupakan tahapan selanjutnya dari model pembelajaran level of inquiry dan merupakan tahap awal dari aktivitas laboratorium yang dimaksud disini ialah kegiatan eksperimen yang meliputi keterampilan mengidentifikasi variabel, mengontrol variabel, dan menghitung data. Adapun ciri khusus dari tahap guided inquiry lab ialah adanya kegiatan pre-lab atau diskusi diawal pembelajaran serta adanya multiple leading questioning (pertanyaan yang menuntun) dari guru untuk melakukan prosedur. Kegiatan pre-lab berperan dalam mengaktifkan pengetahuan terdahulu siswa dan memberikan umpan balik kepada instruktur tentang pengetahuan terdahulu tersebut, sedangkan “multiple leading questioning” atau pertanyaan penuntun berperan sebagai suatu prosedur percobaan tidak langsung (Purwanto, 2013)
Wenning (2012) menyatakan bahwa guided inquiry laboratory (GIL) terdiri dari 5 sintaks tahapan pembelajaran yaitu tahap pertama adalah observation, manipulation, generalization, verification, dan application. Pada tahapan obervasi (observation) siswa akan mengamati fenomena, mengidentifikasi masalah yang muncul dari fenomena, merumuskan masalah dan membuat hipotesis. Tahapan kedua adalah manipulasi (manipulation), siswa akan memberikan dan ide mengenai investigasi yang telah dilakukan. Tahapan ketiga adalah generalisasi (generalization), siswa akan membangun prinsip baru dan memberikan penjelasan yang logis dari fenomena yang ada. Tahapan keempat adalah verifikasi (verification), siswa akan membuat prediksi dan menguji penggunaan aturan umum yang diarahkan dari taraf sebelumnya. Tahap kelima adalah aplikasi (application), siswa mengumpulkan kesimpulan dan mengaplikasikannya dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan guru. Sintak dari guided inquiry laboratory akan mampu melatih siswa untuk merancang, mengembangkan dan melaksanakan eksperimen serta mengumpulkan data.

c.    Keunggulan dan Kelemahan Guided Inquiry Laboratory (GIL)
Kelebihan dalam menggunakan pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut; 1) siswa menjadi lebih memahami tentang  proses sains sebagai pengetahuan yang dibangun berdasarkan kumpulan fenomena yang telah diamati; 2) model pembelajaran yang menekankan pada pengembangan aspek kognitif, efektif, dan psikomotorik secara seimbang, sehingga pembelajaran lebih bermakna; 3) siswa dapat mengalami perubahan pola laku karena adanya pengalaman; 4) membantu siswa dalam mengembangkan, kesiapan, serta penguasaan keterampilan dalam proses belajar; 5) siswa memperoleh pengetahuan dalam memori jangka panjang.
Kelemahan dalam menggunakan pembelajaran inkuiri adalah :1) mengimplementasikan model ini memerlukan waktu yang panjang; 2) siswa harus memiliki kesiapan mental yang matang dan mempuyai rasa ingin tahu yang tinggi; 3) sulit dalam merencanakan pembelajaran karena terpengaruh pada kebiasaan siswa dalam belajar.

Daftar Pustaka

Brickman,P. (2009). Effect of Inquiry-based Learning on Students’ Science Literacy Skills and Confidence. International Journal for the Scholarship of Teaching and Learning, 3 (2), 1-22.

Kuhlthau,  CC.( 2007). Guided  Inquiry:  Learning  in  21st Century School. New York: Library Unlimited Inc.

Listiawati. (2007). Pengaruh Inkuiri Terbimbing Pada Materi Fisika. Jurnal Peningkatan Penguasaan Konsep dan Keterampilan

Wenning, C.J. (2004). Levels of Inquiry: hierarchies of pedagogical practices and inquiry proceses. Journal Of Physics Teacher Education Online. 2 (3): 3-11





Post a Comment for "Kajian Pustaka Model Belajar Guided Inquiruy Laboratory"