DESKRIPSI DAN MANFAAT POHON
|
|
Ø Habitus:
· Perdu
hijau, langsing, tegak, dengan banyak cabang, tinggi 1-3 m; ranting berbentuk
tabung, bertulang / berusuk halus dan berbulu lembut dan rimbun, coklat tua,
ke arah pucuk yang hijau, gundul namun pucuk muda berbulu halus. Tumbuh liar
di tanah tandus dan jelek, atau ditanam sebagai pagar. Terdapat sampai 1.000
m diatas permukaan laut. Perbanyakan dengan perkecambahan epigeal.
· Manfaat
Tanaman ini mengandung : alkaloid, flavonoida, tanin, minyak atsiri, asam
chlorogenik, natrium, kalium, aluminium, kalsium, magnesium, dan fosfor.
|
|
Ø Akar:
· Tunggang,
bercabang, putih kotor.
· Manfaat
Akar dicampur dengan bahan lain, digunakan sebagai tapel untuk nyeri karena
rematik, sebagai peluruh keringat dan penyejuk (demulcent). Cara penggunaan
pada obat: (1) Rematik: akar beluntas secukupnya, cuci bersih, kemudian rebus
menggunakan segelas, Saring airnya, minum ramuan sehari sekaligus; (2) Nyeri
pada pinggang maupun pinggul: 1 akar beluntas, kencur sebanyak 1 ruas ibu
jari, temulawak sebanyak 1 ruas ibu jari, kunyit sebanyak 1 ruas ibu
jari, kemudian rebus menggunakan 1 gelas air hingga air tersisa setengahnya.
Minum ramuan sehari sekali.
Ø Batang:
· Batang
berambut halus , berkayu, bulat, tegak, bercabang, masih muda ungu setelah
tua putih kotor.
· Manfaat
batang sebagai bahan kayu bakar, dapat dibuat sebagai tanaman budidaya dengan
cara stek batang yang cukup tua
|
|
Ø Daun:
· Daun
bertangkai pendek, letak berseling, tunggal bundar telur/ bulat telur sampai
bundar telur sungsang, 2,5-8 cm x 1-5 cm, pangkal daun menirus, ujung daun
meruncing sampai bertusuk, tepi daun menggergaji/ bergerigi warna hijau
terang,dengan kelenjar yang kurang jelas di kedua permukaan, berbau harum
ketika dihancurkan; tangkai pendek semi-duduk; tidak ada penumpu.
· Manfaat
daunnya ( Indonesia dan Malaysia) digunakan sebagai obat penguat/memperbaiki
fungsi lambung, untuk merangsang pembuangan air susu ibu dan obat batuk. Jus
dari remukan daun, dicampur dengan jus dari tanaman lain, merupakan obat
disentri. Infusa daun, biasanya dikombinasi dengan bahan lain, diberikan
untuk mengatasi keputihan. Di Indonesia, campuran dengan bahan lain dan
dibuat menjadi tapel yang merupakan obat yang dapat mengurangi nyeri otot
yang efektif, untuk mengatasi rasa lemas setelah diare dan mengatasi tukak
dan luka. kumpulan daun, mentah atau dikukus, dimakan untuk memperbaiki bau
nafas dan bau keringat yang menusuk. Daun, pucuk muda dan rangkaian bunganya,
baik mentah ataupun dimasak, dikonsumsi di jawa, sebagaihidangan tambahan
dengan nasi, atau lalapan dan kadang-kadang merupakan komponen dari sup.
Mengandung stigmasterol sebagai antibakteri dan flavanoid berfungsi sebagai
anti virus. Mengandung asam amino essensial, lemak, karbohidrat, Ca, P, Fe,
Vitamin A & C. penggunaannya: (1) Demam: 15 helai daun beluntas diseduh
dengan segelas air panas. Setelah agak dingin, disaring. Diminum sekaligus 1x
sehari; (2) Bau badan dan bau mulut: Beberapa helai daun beluntas nuda
dikukus lalu dimakan sebagai lalap; (3) Pegal - linu: Beberapa helai daun
beluntas diseduh dengan segelas air panas. Ramuan ini untuk diminum 2x
sehari; (4) Keputihan: 20 helai daun beluntas, 1 akar tapak liman direbus
dengan 1 gelas air sampai airnya tinggal setengah. Diminum sekaligus, 1x
sehari; (5) Sakit perut: sekitar 20 helai daun beluntas, cuci bersih,
kemudian remas – remas hingga hancur, Seduh menggunakan segelas air panas,
tambahkan asam dan garam secukupnya, saring, minum ramuan 2 kali sehari
selagi hangat; (6) Nyeri haid: 20 helai daun beluntas, cuci bersih, kemudian
remas – remas hingga hancur, Seduh menggunakan segelas air panas, tambahkan
asam dan garam secukupnya, saring, minum ramuan 2 kali sehari selagi hangat.
|
|
Ø Pembungaan:
· terdiri
dari banyak bongkol pada terminal hemisferikal atau gundungan aksiler
(ketiak) atau ,malai, lebih atau kurang padat, lebar 2,5-12,5 cm; gagang
pendek, daun pembalut 6-7-seriate, bagian luar bundar telur, berambut, bagian
luar melanset, mengkilap, berambut getar di ujung, rontok bersama dengan buah
longkah yang masak, bongkol hampir berbentuk tabung, persis 7 mm. Bentuk
seluruh bunga tabung, bunga di tepi merupakan bunga betina, panjang mahkota
3,5-5 mm, bunga yang berada di tengah 2-6, biseksual tapi dengan sari yang
fungsional, mahkota membenang, panjang 4-6 mm, bunganya mirip bungur (lilac)
atau lembayung pucat, kepala sari 5; bakal buah terbenam, lengan tangkai
putik panjang, masuk. Bunga majemuk, bentuk malai rata, mahkota lepas, putik
bentuk jarum, panjang ± 6 mm, hitam kecokiatan, kepala sari ungu, kepala
putik dua, putih, putih kekuningan. Bunga keluar di ujung cabang dan di
ketiak daun berbentuk bunga bonggol bergagang atau duduk, warna ungu.
· bunga
mengandung saponin, tlavonoida dan polivenol, di samping itu bunganya juga
mengandung alkaloida.
|
|
Ø Buah
:
· Buah
longkah selinder, panjang 1 mm, gundul dengan 5 bingkai, coklat, longkah dari
bunga rudimen di tengah; papus putih, panjang 3-4 mm, menyebar, Kecil, keras,
coklat.
Ø Biji:
· Kecil,
coklat keputih-putihan
|
A. Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian:
Ø Uji fertilitas
daun beluntas baik berupa perasan, infus, maserat, dan ekstrak dengan alat
soxhlet pada mencit betina yang diberikan secara oral, mempunyai pengaruh
antifertilitas pada mencit betina (Willys, . Jurusan Farmasi FMIPA, UNHAS,
1990).
Ø Kadar minyak
asiri daun beluntas 5% v/v dapat menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus
dan kadar 20% v/v dapat menghambat pertumbuhan Escherechia coli (Atik
Erawati, Fak. Farmasi UGM, 1992).
B. SUMBER:
Ø Dalimartha,
Setiawan. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Ungaran : Trubus Agriwidya,
1999.
Ø Muhlisah,
Fauziah. Tanaman Obat Keluarga. Jakarta : Penebar Swadaya, 1999.
Ø Tampubolon,
Oswald T. Tumbuhan Obat. Jakarta : Penerbit Bhratara, 1995.
Ø Mediatama.
1999.Tanaman Obat Keluarga. Jakarta : PT. Intisari
|
Post a Comment for "Beluntas : Tanaman Liar Untuk Mengurangi Bau Badan "