Merujuk kepada Unesco Science Report 2008,
oleh Fensham (2008) menyatakan ada sebelas isu penting dalam kebijakan
pendidikan sains:
1.
Issue a: science in schooling and its educational purposes (tujuan
pendidikan sains di sekolah). Tujuan yang jelas memberikan
gambaran konten, strategi pembelajaran, sistem evaluasi yang akan dilaksanakan.
2.
Issue b: access and equity in science education (akses
untuk pendidikan sains). Masih banyak negara di dunia yang belum
memberikan kesempatan yang luas untuk warganya dalam mendapatkan pendidikan
termasuk pendidikan sains.
3.
Issue c: interest in, and about science (ketertarikan terhadap
sains rendah). Banyak siswa dan orang tua khawatir dengan karir yang
bisa dijalani anaknya melalui pendidikan sains.
4.
Issue d: how technology relates to science in education
(bagaimana mengaitkan teknologi dengan pendidikan sains). Pendidikan sains harus lebih progresif dan menjadikan sains dekat dengan kehidupan nyata (kontekstual) dan bisa diaplikasikan
(bagaimana mengaitkan teknologi dengan pendidikan sains). Pendidikan sains harus lebih progresif dan menjadikan sains dekat dengan kehidupan nyata (kontekstual) dan bisa diaplikasikan
5.
Issue e: the nature of science and inquiry (hakikat Sains
dan inkuiri). Pembelajaran sains di sekolah banyak mengajarkan ilmu sains,
tetapi proses sains tidak pernah atau jarang diperlihatkan sehingga
terputus antara sains dengan kehidupan sehari-hari siswa
6.
Issue f: scientific literacy (melek Sains). Tujuan
utama pendidikan sains adalah menciptakan generasi muda yang melek sains
7.
Issue g: quality of learning in science (kualitas pembelajaran
sains). Perlu peningkatan kualitas pembelajaran sains terutama
sistem asesmen
8.
Issue h: the use of ict in science and technology education (penggunaan
ICT dalam Pembelajaran sains). ICT salah satu upaya agar
pendidikan sains bersifat kontektual tidak lagi bersifat abstrak.
9.
Issue i: development of relevant and effective assessment in science education (mengembangkan
asesmen yang tepat dan efektif untuk pendidikan sains). Perlu pengembangan
instrumen asesmen yang bersifat autentik, dan bervariasi sehingga
tidak
hanya menilai kemampuan kognitif
10.
Issue j: science education in the primary or elementary years (pendidikan
sains mulai dari sekolah dasar). Pendidikan sains dimulai dari
tahun tahun awal pendidikan di SD diyakini akan membangun ketertarikan
siswa terhadap sains
11.
Issue k: professional development of science teachers (meningkatkan
profesionalisme guru). Profesionalisme guru dalam pembelajaran sains
berpengaruh besar terhadap minat siswa pada sains.
Banyak isu yang harus diperhatikan dalam pendidikan
sains. Dari sebelas isu yang dipaparkan, banyak isu yang menjadi masalah dalam
pendidikan sains di Indonesia. Jika dikelompokkan masalah pendidikan sains,
adalah : 3 (tiga) isu berkaitan dengan kebijakan pemerintah dan pimpinan
lembaga pendidikan, 7 (tujuh) isu berkaitan dengan kualitas dari guru sains,
dan 1 (satu) isu berkaitan dengan faktor siswa dan latar belakang keluarganya.
Post a Comment for "11 isu tentang pembelajaran Sains menurut UNESCO"