Contoh Laporan Praktikum Kultur Jaringan Melati (Jasminum sambac)




Berikut Kami sajikan contoh Laporan Praktikum Praktikum Kultur Jaringan Melati (Jasminum sambac)  yang dapat di download 





KULTUR JARINGAN MELATI (Jasminum sambac)




Contoh Laporan Praktikum Kultur Jaringan Melati (Jasminum sambac) 




        A. Pendahuluan

1.      Latar Belakang

Manfaat utama kultur jaringan adalah menghasilkan tanaman baru dalam waktu singkat, dengan sifat dan kualitas sama dengan tanaman induk. Melalui perbanyakan vegetatif yang lazim seperti cangkok, okulasi, sambungan, atau penyusuan diperlukan tenaga dan waktu yang cukup banyak. Jumlah bibit yang dihasilkan dalam jangka waktu tertentu juga terbatas. Untuk mengatasi hambatan tersebut, dipakai perbanyakan vegetatif buatan dengan cara kultur jaringan.
Melati merupakan tanaman hias berupa perdu berbatang tegak yang hidup menahun. Melati adalah jenis bunga berwarna putih yang berukuran relatif kecil dan memiliki bau wangi khas. Bunga yang dalam bahasa inggris disebut Jasmine ini menduduki posisi kedua setelah mawar sebagai Queen of flower dan banyak digunakan untuk pengharum ruangan atau parfum.
Jasminum ini banyak tumbuh dipekarangan, dapat digunakan tanaman pagar dan pergola. Bunga melati ini juga banyak manfaatnya yaitu sebagai bunga tabur, bahan industri (minyak wangi dan kosmetik), farmasi, penghias rangkaian bunga dan lain-lain.
Perbanyakan tanaman melati yang lazim dilakukan para petani adalah setek, rundukan dan cangkokan. Dengan ketiga cara ini, bibit akan tumbuh dan berkembang menjadi tanaman baru yang sifatnya sama dengan induknya. Sementara itu, perbanyakan dengan cara okulasi dan entres masih belum banyak dilakukan. Walaupun melati mudah tumbuh dan sudah banyak dibudidayakan, tetapi hasil untuk mendapatkan melati yang seragam tidak mudah didapat. Dengan teknik kultur jaringan, hasil melati yang seragam dapat diupayakan.

2.      Tujuan Praktikum

a.       Mengetahui teknik kultur jaringan Melati
b.      Mengetahui pengaruh BAP terhadap pertumbuhan dan perkembangan eksplan Melati

B.     Tinjauan Pustaka

Melati merupakan tanaman hias berupa perdu berbatang tegak yang hidup menahun. Melati adalah jenis bunga berwarna putih yang berukuran relatif kecil dan mengeluarkan bau wangi khas. Bunga yang dalam bahasa inggris disebut Jasmine ini menduduki posisi kedua setelah mawar sebagai Queen of flower dan banyak digunakan untuk pengharum ruangan atau parfum (Anonim,2011).
Perbanyakan tanaman melati yang lazim dilakukan para petani adalah setek, rundukan dan cangkokan. Dengan ketiga cara ini, bibit akan tumbuh dan berkembang menjadi tanamanbaru yang sifatnya sama dengan induknya. Sementara itu, perbanyakan dengan cara okulasi dan entres masih belum banyak dilakukan (Kusumah et al, 1995).
Melati tidak tahan terhadap kekurangan air sehingga penyiramannya harus dilakukan terus-menerus, terutama pada musim kemarau. Pada musim hujan tanaman tidak boleh tergenang air, guna menghindari penyakit yang timbul akibat kondisi lembab. Selain itu, penyiraman dapat merangsang terbentuk bunga dan tunas secara aktif (Radi, 1997).
Pemberian BAP tidak berpengauh nyata terhadap jumlah akar. Pada konsentrasi tinggi sitokinin mampu mendorong proliferasi tunas tetapi menghambat terbentuknya akar ( Yunus dan Dwi H, 2006 ) .

C.    Metode Praktikum

1.      Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara Kultur Jaringan Melati (Jasminum sambac) dilaksanakan pada;
Hari/ Tanggal        : Selasa, 30 Oktober 2012
Waktu                   : 16.00 s/d 19.00 WIB
Tempat                  : Laboratorium Kultur Jaringan  Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
2.      Alat
a.       LAFC lengkap denagan lampu bunsen
b.      Petridish dan botol-botol kultur
c.       Peralatan diseksi yaitu pinset besar/kecil dan pisau pemes
3.      Bahan
a.       Eksplan : Batang melati
b.      Media kultur
c.       Alcohol 70%
d.      Aquades steril
e.       Spirtus
f.       Clorox ( Sunclin )
4.      Cara Kerja
a.       Persiapan eksplan
b.      Sterilisasi eksplan ( dilakukan dalam LAFC )
1)      Merendam eksplan dalam larutan Dithane / pencuci piring selama ±12 jam, dilanjutkan denagn Clorox 5,25 % ( sunclin 100% ) selama ± 3 menit.
2)      Membilas eksplan dengan aquadest steril
c.       Penanaman eksplan
1)      Membuka plastic penutup botol media kultur
2)      Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan pinset. Setelah digunakan, pinset harus selalu dibakar diatas api
3)      Selama penanaman, mulut botol harus selalu dekat dengan api untuk menghindari kontaminasi.
d.      Pemeliharaan
1)      Botol – botol media berisi eksplan ditempatkan di rak-rak kultur.
2)      Lingkungan diluar botol harus dijaga suhu, kelembaban dan cahayanya.
3)      Penyemprotan botol – botol kultur dengan spirtus dilakukan 2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
e.       Pengamatan selama 5 minggu, yang diamati :
1)      Saat muncul akar, tunas, daun, kalus ( HST ), diamati setiap hari.
2)      Jumlah akar, tunas, dan daun diamati 1 minggu sekali.
3)      Deskripsi kalus ( struktur dan warna kalus ) dilakukan pada akhir pengamatan.
4)      Presentase keberhasilan, dilakukan pada akhir pengamatan.

D.    Hasil Pengamatan dan Pembahasan

1.      Hasil Pengamatan

Tabel 5.1 data rekapan pengamatan kultur melati
Eksplan
Tanggal
Saat Muncul (HST)
Jumlah
Ket
Akar
Tunas
Daun
Kalus
Akar
Tunas
Daun



Melati
1 november 2012
-
-
-
-
-
-
-
Jamur
6 november 2012
-
-
-
-
-
-
-
Jamur
8 november 2012
-
-
-
-
-
-
-
Jamur
13 november 2012
-
-
-
-
-
-
-
Jamur
15 november 2012
-
-
-
-
-
-
-
Jamur
20 november 2012
-
-
-
-
-
-
-
Jamur
Presentase keberhasilan

Gambar Hasil Pengamatan
                  
Gambar 5.1 Keadaan eksplan awal                 Gambar 5.2 Keadaan eksplan akhir

2.      Pembahasan

Pada praktikum kali ini eksplan yang digunakan adalah melati yaitu bagian batangnya. Eksplan yang digunakan ini merupakan jaringan tipis. Hal ini mengacu pada salah satu konsep dasar kultur jaringan yaitu organ yang digunakan dalam kultur jaringan harus mempunyai sifat totipotensi. Penggunaan ruas batang muda melati bertujuan untuk mendapatkan organ yang masih juvenile sehingga bersifat meristematik, artinya organtersebut masih aktif membelah yang nanti pada akhirnya akan berdiferensiasi membentuk kalus.
Dalam media untuk menumbuhkan eksplan melati terlebih dahulu ditambahkan ZPT yaitu dalam praktikum ini menggunakan BAP (6-benzylaminopurine). Dalam aktivitas kultur  jaringan, BAP berperan dalam pembentukan tunas, menstimulir terjadinya pembelahansel, proliferasi kalus, mendorong proliferasi meristem ujung, serta mendorong pembentukan klorofil pada kalus.
Prosentase keberhasilan yang dimiliki oleh tanaman melati adalah 0%. Itu berarti, penanaman melati dinilai gagal. Kegagalan ini dikarenakan kurang sterilnya alat, media dan eksplan yang akhirnya menyebabkan terjadinya kontaminasi.
Kontaminasi disebabkan oleh jamur, bakteri dan cendawan. Kontaminasi oleh jamur terlihat jelas pada media, media dan eksplan diselimuti oleh spora berbentuk kapas berwarna putih, sedangkan kontaminasi oleh bakteri, pada eksplan terlihat lendir berwarna kuning sebagian lagi melekat pada media membentuk gumpalan yang basah.
Kultur jaringan tanaman akan berhasil apabila lingkungan mendukung. Syarat-syarat tersebut meliputi: pemilihan eksplan, penggunaan media yang sesuai, keadaan yang aseptik dan pengaturan lingkungan tempat tumbuh yang sesuai. Komposisi media yang tepat dan proses sterilisasi mempengaruhi keberhasilan dari kultur jaringan.
Dalam praktikum ini media yang digunakan adalah Mushage and Skoog (MS). Berdasarkan hasil pengamatan pada kultur jaringan melati diperoleh bahwa eksplan belum mampu membentuk akar, tunas, maupun kalus. Hal ini dikarenakan media yang digunakan untuk kultur tidak sempurna yaitu saat akan digunakan media mencair (tidak padat), hal ini dapat disebabkan karena pH media tidak sesuai (terlalu asam) atau lebih (terlalu basah) ataupun kekurangan sehingga media tidak padat. Karena media telah rusak sebelumnya sehingga banyak kultur yang mengalami kontaminasi jamur dan bakteri ataupun tidak dapat digunakan sebagai media sehingga jaringan yang dikultur rusak.
Faktor - faktor yang mempengaruhi kegagalan pada praktikum ini antara lain:
a.       Media yang telah terkontaminasi jamur.
Hal ini ditunjukkan pada bentuk media yang telah berubah warna dari sebelumnya putih agak kekuningan menjadi hitam kuning agak kecoklatan. Disamping itu, terdapat koloni jamur yang ditandai dengan adanya bulu-bulu halus (spora) jamur pada media.
b.         Eksplan yang terkontaminasi.
Hal ini dapat dikarenakan pada saat sterilisasi perlatan maupu tangan tidak steril. Seringnya tangan keluar dari LAFC mengakibatkan eksplan dan media dapat terkontaminasi. Eksplan yang terkena jamur berubah warna dari yang sebelumnya hijau menjadi hitam kecoklatan dan akhirnya membusuk.
c.              Peralatan dan ruangan yang kurang steril.
Peralatan -  peralatan seperti pinset, botol kultur sebelum dan selama memakai harus sering dilakukan pensterilan. Pensterilan alat dapat dilakukan dengan mencelupkannya pada alkohol atau memanaskannya diatas api.
Keberhasilan perbanyakan tanaman secara kultur jaringan juga ditentukan beberapa hal diantaranya komposisi media dan eksplan. Dalam praktikum ini, komponen media yang paling mempengaruhi adalah zat pengatur tumbuh (ZPT) berupa BAP. BAP merupakan ZPT golongan sitokinin yang berfungsi untuk menumbuhkan dan menggandakan tunas adventif. Setelah eksplan ditanam, botol-botol kultur diletakkan pada rak-rak kultur yang dijaga suhu, cahayadan kelembabannya.
Selain ZPT, faktor penting lain yang mempengaruhi yaitu kondisi eksplan dipengaruhi oleh umur fisiologis, umur ontogenik, ukuran eksplan, dan bagian tanaman yang diambil. Umumnya yang sering digunakan adalah jaringan muda yang sedang tumbuh aktif. Hal ini karena jaringan muda mempunyai daya regenerasi tinggi, sel-selnya masih aktif membelah, dan relatif sedikit mengandung kontaminan. Umur ontogenik yaitu masa transisi anatar fase pertumbuhan remaja (juvenil) menuju fase dewasa. Pada fase juvenil, pembungaan tidak terjadi dan tidak dapat dirangsang dengan perlakuan rangsangan pembungan.
Sedangkan pada fase dewasa tanaman sudah mampu berbunga. Ukuran tanaman yang besar memungkinkan terjadinya kontaminan daripada ukuran yang lebih kecil. Hal ini berkaitan dengan teknik sterilisasi eksplan. Jaringan yang umumnya digunakan adalah meristem, yaitu dapat berupa ujung akar, tunas atau daun muda.
Keadaan akhir eksplan pada praktikum ini media dan tanaman eksplan mengalami kontaminasi. Kontaminasi disebabkan oleh jamur, bakteri dan cendawan. Kontaminasi oleh jamur terlihat jelas pada media, media dan eksplan diselimuti oleh spora berbentuk kapas berwarna putih, sedangkan kontaminasi oleh bakteri, pada eksplan terlihat lendir berwarna kuning sebagian lagi melekat pada media membentuk gumpalan yang basah.


E.     Kesimpulan dan Saran

1.      Kesimpulan

Dari praktikum dan pengamatan yang telah dilakukan, ternyata dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
a.       Eksplant mati dikarenakan terkontaminasi oleh jamur
b.      Sterilisasi alat, media dan eksplal adalah hal yang dianggap penting untuk teknik budidaya kutur jaringan.
c.       Pengaruh penggunaan media dengan penambahan BAP berfungsi untuk memacu pertumbuhan tunas.
d.      Prosentase keberhasilan adalah 0%
e.       Melati merupakan tumbuhan yang di kembabangkan dengan kultur jaringan.

2.      Saran

Dari praktikum yang telah dilaksanakan, praktikan menyarankan agar para pengguna Laboratorium yang digunakan untuk melakukan budidaya dengan kultur jaringan dijaga kebersihannya. Pada  penyemprotan dilakukan rutin, agar botol- botol kultur tidak terkontamisai oleh jamur.








Daftar Pustaka

Anonim, 2011. http://id.wikipedia.org/wiki/melati. Diakses tanggal 18 desember 2012.
Kusumah Effendi, Toto Sutater, Sriwahyuningsih dan Deden Riskomar. 1995. Analisis Usaha Tani Melati: Potensi Kelayakan dan Prospeknya. Jurnal Hortikultura 5(2) hal. 7-10.
Radi, Juhaeni. 1997. Melati Putih. Kanisius. Yogyakarta.
Yunus dan Dwi Harjoko. 2006. Pengaruh Konsentrasi Paklobutrazol dan 6-BAP Terhadap Pembentukan Umbi Kentang. Agrosains 8 (1). Hal.59
Nugroho, A. dan H. Sugito. 2000. Pedoma Pelaksanan Teknik Kultur Jaringan. Penerbir Swadaya.Jakarta


Download Contoh Laporan Praktikum Kultur Jaringan Melati (Jasminum sambac)



Post a Comment for "Contoh Laporan Praktikum Kultur Jaringan Melati (Jasminum sambac)"