Laporan Fisiologi Hewan Pengaruh suhu 40 °C terhadap denyut jantung ikan cethul (Poecilia reticulate )


LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN

I.        JUDUL   : Pengaruh suhu 40 °C terhadap denyut jantung ikan cethul (Poecilia reticulate )

II.            TUJUAN            :
Mengetahui pengaruh suhu 40 °C terhadap denyut jantung ikan Poecilia reticulata

III.            DASAR TEORI
Hewan bersel satu dan hewan kecil tidak memerlukan system transport,karena oksigen dan makanan dapat berdifusi ke seluruh bagian tubuh. Demikian pula sampah-sampah metabolisme dapat berdifusi ke luar tubuhnya. Hewan-hewan yang lebih besar memerlukan system transpor. Darah merupakan bagian penting dari system transport. Darah merupakan jaringan yang berbentuk cairan yang terdiri atas dua komponen yaitu :
-          Plasma darah merupakan bagian yang cair
-          Benda-benda darah yang terdiri atas sel-sel darah yaitu sel darah putih (lekosit), sel darah merah (eritrosit), dan sel pembeku darah (trombosit).

Pada hewan tingkat rendah seperti Mollusca dan Artropoda terdapat darah yang biasanya disebut hemolimf. Fungsinya untuk transport bahan makanan, sisa-sisa metabolisme dan juga mempunyai fungsi dalam respirasi ( mengangkut gas O2 dan CO2 ). Karena itu hemolimf mempunyai pigmen pernapasan seperti hemoglobin (pada Annelida), hemosianin (pada Mollusca), hemeritrin (pada Annelida) dan klororuorin (pada Annelida). Selanjutnya istilah darah adalah darah yang terdapat pada Vertebrata yang berwarna merah karena adanya hemoglobin pada eritrosit.
Ada tiga macam benda darah yaitu : sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan sel pembeku darah (trombosit). Masing-masing mempunyai fungsi khusus. Fungsi utama eritrosit ialah untuk pengangkutan gas, sedangkan lekosit mempunyai fungsi untuk mempertahankan tubuh. Trombosit mempunyai peran di dalam pembekuan darah.
Pada darah terdapat banyak persenyawaan yang berperan dalam pembekuan darah. Untuk pembekuan darah perlu adanya fibrinogen yang berubah menjadi fibrin dalam plasma. Untuk ini diperlukan enzim yaitu trombin. Di dalam darah tidak ada trombin,tetapi ada protrombin yang harus diubah menjadi trombin. Perubahan protrombin menjadi trombin terjadi bila ada luka. Dengan adanya trombin pecah ,karena menyentuh permukaan kasar dan mengeluarkan enzim trombokinase yang dikeluarkan oleh jaringan yang luka dengan Ca 2+ tromboplastin mengubah protrombin menjadi trombin.
Protrombin
(dalam plasma )
Tromboplastin
(dari trombosit / jaringan )
Fibrinogen
(dalam plasma darah )
è Ca 2+  (dalam plasma )

è Fibrin

( Sumanto,2004)
Peredaran darah pada ikan
Jantung ikan terdiri dari 2 ruang yaitu satu atrium dan satu ventrikel terdapat katup yang berfungsi mengalirkan darah ke satu arah. Dari darah seluruh tubuh mengalir ke sinus venosus dan kemudian masuk ke atriium,dari atrium darah mengalir ke ventrikel  à conus arteriosus à aorta ventralis àinsang àke seluruh tubuh à vena cava à sinus venosus. ( Kartolo,1993 ).
Perubahan suhu memiliki pengaruh terhadap berbagai proses fisiologi. Dalam batas-batas tertentu, peningkatan suhu akan mempercepat banyak proses fisiologi. Misalnya pengaruh suhu terhadap konsumsi oksigen dan frekuensi denyut jantung. Dalam batas-batas toleransi hewan, kecepatan konsumsi oksigen akan meningkat seiring dengan meningkatnya suhu lingkungan.
Rentangan toleransi suhu pada berbagai hewan berbeda-beda, ada yang luas dan ada yang sempit. Selanjutnya toleransi suhu dapat berubah karena waktu dan derajat adaptasi. Beberapa organisme lebih sensitif terhadap suhu ekstrem selama periode tertentu dalam hidupnya.
Suhu mempengaruhi proses fisiologis organisme termasuk frekuensi denyut jantung. Penaikan ataupun penurunan tersebut dapat mencapai dua kali aktivitas normal. Perubahan aktivitas akibat pengaruh suhu. Aktivitas akan naik seiring dengan naiknya suhu sampai pada titik dimana terjadi kerusakan jaringan, kemudian diikuti aktivitas yang menurun dan akhirnya terjadi kematian (http://alfanisti.blogspot.com/2009/06/pengaruh-suhu-terhadap-denyut-jantung.html)
Kecepatan denyut jantunya dipengaruhi beberapa faktor antara lain suhu lingkungan. Suhu mempengaruhi proses fisiologis organisme termasuk frekuensi denyut jantung. Penaikan ataupun penurunan tersebut dapat mencapai dua kali aktivitas normal. Perubahan aktivitas akibat pengaruh suhu. Aktivitas akan naik seiring dengan naiknya suhu sampai pada titik dimana terjadi kerusakan jaringan, kemudian diikuti aktivitas yang menurun dan akhirnya terjadi kematian. Pada suhu sekitar 10oC dibawah atau diatas suhu normal suatu jasad hidup dapat mengakibatkan penurunan atau kenaikan aktivitas jasad hidup tersebut kurang lebih dua kali pada suhu normalnya, sedangkan perubahan suhu yang tiba-tiba akan mengakibatkan terjadinya kejutan atau shock biasanya dikaitkan dengan koefisien aktivitas (http://gebyy-agnezaa.blogspot.com/2012/03/pengaruh-suhu-terhadap-denyut-jantung.html)

IV.            ALAT DAN BAHAN
ALAT
BAHAN
Ø  Pipet tetes
Ø  Mikroskop
Ø  Objek glass
Ø  Pipet tetes
Ø  Ember
Ø  Saringan
Ø  Termometer
Ø  Bekker glass
Ø  Pencacah waktu
Ø  Bunsen
Ø  Kasa + kaki tiga

1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah

1 buah
1 buah
Ø  Ikan cethul (Poecilia reticulata )
Ø  Air
Ø  tissue
1 ekor
Secukupnya
Secukupnya


    V.            CARA KERJA
1.      Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk praktikum
2.      Mengambil ikan cethul satu ekor dengan saringan.
3.      Meletakkan ikan cethul itu di atas object glass .
4.      Memanaskan air dalam beker glass di atas api bunsen sampai suhunya mencapai 40 °C dan menjaga suhunya agar tetap stabil.
5.      Melihat detak jantung ikan cethul di bawah mikroskop sambil menetesi ikan cethul dengan air yang bersuhu 40°C sebagai perlakuan dan menjaga agar ikan tersebut tidak mati.
6.      Menghitung detak jantungnya selama 1 menit.
7.      Memasukkan dalam data pengamatan.
8.      Membandingkan hasil pengamatan dengan perlakuan variasi suhu 10°C,20°C,30°C,40°C,60°C


 VI.            DATA PENGAMATAN
A.    DATA KELOMPOK
KELOMPOK
SUHU ( °C )
DENYUT / MENIT
4
40
127

B.     DATA KELAS
KELOMPOK
SUHU ( °C )
DENYUT / MENIT
1
10
94
2
20
108
3
30
122
4
40
127
5
50
134
6
60
141

VII.            PEMBAHASAN
Praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu 40°C terhadap frekuensi denyut jantung ikan cethul Poecilia reticulata. Prinsip kerja yang dilakukan pada percobaan ini adalah pertama-tama menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk praktikum .Kemudian mengambil ikan cethul Poecilia reticulata  satu ekor dengan saringan lalu meletakkan ikan cethul itu di atas object glass sambil memanaskan air dalam beker glass di atas api bunsen sampai suhunya mencapai 40 °C dan menjaga suhunya agar tetap stabil.Kemudian ikan yang sudah diletakkan di atas object glass tersebut dilihat detak jantungnya di bawah mikroskop sambil menetesi ikan cethul dengan air yang bersuhu 40°C sebagai perlakuan dan menjaga agar ikan tersebut tidak mati.Setelah itu menghitung detak jantungnya selama 1 menit.Memasukkan dalam data pengamatan.Dan kemudian membandingkan hasil pengamatan dengan perlakuan variasi suhu 10°C,20°C,30°C,40°C,60°C.
Dalam praktikum kali ini hewan yang dijadikan object percobaan adalah ikan cethul. Pemilihan hewan ini adalah dikarenakan morfologi ikan tersebut yang kecil dan transparan sehingga detak jantungnya bisa terlihat dengan jelas dan dapat di hitung dengan baik.
Dari data pengamatan yang ada di dapatkan hasil bahwa dari setiap perlakuan suhu yang berbeda,jumlah denyut jantung yang terhitung dalam 1 menit pengamatan juga berbeda. Pada suhu 10°C denyut jantung yang terhitung adalah 94 denyut,pada suhu 20 °C denyut jantung yang terhitung adalah 108,pada suhu 30 °C denyut jantung yang terhitung adalah 122,pada suhu 40°C denyut jantung yang terhitung adalah 127,pada suhu 50°C denyut jantung yang terhitung adalah 134 dan pada perlakuan suhu 60°C denyut jantung yang terhitung dalam 1 menit pengamatan adalah 141 denyut.
Hasil pengamatan tersebut menunjukkan kenaikan jumlah denyutan jantung seiring dengan kenaikan suhu air yang diperlakukan kepada ikan tersebut.Semakin tinggi suhu maka jumlah denyut jantung yang terjadi juga semakin banyak. Hal ini sudah sesuai dengan teori di mana semakin tinggi suhu lingkungan menyebabkan denyut jantung bertambah cepat karena adanya mekanisme fasodilatasi sehingga frekuensi denyut jantung tinggi. Semakin rendah suhu lingkungan menyebabkan denyut jantung menjadi lambat karena adanya mekanisme fasokonstriksi sehingga frekuensi denyut jantung rendah.
Grafik hubungan antara suhu dan denyut jantung


Dari grafik tersebut di atas dapat terlihat bahwa grafik yang terbentuk lurus ke atas yang menunjukkan bahwa hubungan antara suhu dan banyaknya denyut jantung adalah sebanding atau berbanding lurus,di mana semakin tinggi suhu maka semakin banyak denyut jantungnya.
Suhu mempengaruhi proses fisiologis organisme termasuk frekuensi denyut jantung. Penaikan ataupun penurunan tersebut dapat mencapai dua kali aktivitas normal. Perubahan aktivitas akibat pengaruh suhu. Aktivitas akan naik seiring dengan naiknya suhu sampai pada titik dimana terjadi kerusakan jaringan, kemudian diikuti aktivitas yang menurun dan akhirnya terjadi kematian
Kecepatan denyut jantunya dipengaruhi beberapa faktor antara lain suhu lingkungan. Suhu mempengaruhi proses fisiologis organisme termasuk frekuensi denyut jantung. Penaikan ataupun penurunan tersebut dapat mencapai dua kali aktivitas normal. Perubahan aktivitas akibat pengaruh suhu. Aktivitas akan naik seiring dengan naiknya suhu sampai pada titik dimana terjadi kerusakan jaringan, kemudian diikuti aktivitas yang menurun dan akhirnya terjadi kematian. Pada suhu sekitar 10oC dibawah atau diatas suhu normal suatu jasad hidup dapat mengakibatkan penurunan atau kenaikan aktivitas jasad hidup tersebut kurang lebih dua kali pada suhu normalnya, sedangkan perubahan suhu yang tiba-tiba akan mengakibatkan terjadinya kejutan atau shock biasanya dikaitkan dengan koefisien aktivitas

VIII.            KESIMPULAN
1.      Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu 50°C terhadap frekuensi denyut jantung ikan cethul Poecilia reticulata
2.      Hasil data pengamatan
KELOMPOK
SUHU ( °C )
DENYUT / MENIT
1
10
94
2
20
108
3
30
122
4
40
127
5
50
134
6
60
141

3.      Suhu mempengaruhi proses fisiologis organisme termasuk frekuensi denyut jantung. Penaikan ataupun penurunan tersebut dapat mencapai dua kali aktivitas normal. Perubahan aktivitas akibat pengaruh suhu.
4.      Hasil pengamatan menunjukkan kenaikan jumlah denyutan jantung seiring dengan kenaikan suhu air yang diperlakukan kepada ikan tersebut.Semakin tinggi suhu maka jumlah denyut jantung yang terjadi juga semakin banyak.
5.      Secara teori menyebutkan bahwa semakin tinggi suhu lingkungan menyebabkan denyut jantung bertambah cepat karena adanya mekanisme fasodilatasi sehingga frekuensi denyut jantung tinggi. Semakin rendah suhu lingkungan menyebabkan denyut jantung menjadi lambat karena adanya mekanisme fasokonstriksi sehingga frekuensi denyut jantung rendah.


IX.            DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro.1994.Pengantar Fisiologi Hewan.Jakarta:Gramedia
Kartolo S.1993. Prinsip-Prinsip Fisiologi Hewan.Jakarta: Depdikbud
Oman,Karmana.1987.Biologi.Bandung:Ganesa Exact
Rosyidi,Alvi.1997.Anatomi dan Fisiologi Manusia.Surakarta :UNS Press
Santoso,Slamet.1995. Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan. Surakarta: UNS Press
Soewolo.2000.Pengantar Fisiologi Hewan. Jakarta:DIKTI
Sumanto.2004.Fisiologi Hewan.Surakarta:UNS Press
http://alfanisti.blogspot.com/2009/06/pengaruh-suhu-terhadap-denyut-jantung.html

X.            LAMPIRAN
Satu lembar laporan sementara






Post a Comment for "Laporan Fisiologi Hewan Pengaruh suhu 40 °C terhadap denyut jantung ikan cethul (Poecilia reticulate ) "