Cuaca hari ini cerah, mungkin di
luar rumah sedang musim panas. Hhhaa tentu saja bukan musim panas yang
sebenarnya, entah sekarang musim apa tepatnya, pagi mendung, siang panas, malam
hujan, pagi hujan, siang hujan, dan kadang malam panas. Semuanya serba acak,
tak beraturan, keadaan yang tak dapat diprediksi saat kita harus melakukan
perjalanan ke luar rumah. Saat sudah prepare
jas hujan, kita akan pulang dengan kepanasan, sebaliknya saat ogah-ogahan
menyelipkan jas hujan di jok motor, kita akan pulang dengan basah kuyup,
seperti cucian yang lupa diperas sebelum dijemur. Cukuplah bicara soal musim
yang itu, sekarang kita bicara tentang musim yang lain. Musim jatuh cinta !.
Iya, musim jatuh cinta itu lebih menggagetkan lagi, musim itu bisa datang tanpa
pandang waktu, tempat, dan siapa orangnya. Ada orang yang siap menghadapinya,
tetapi banyak juga yang tidak siap, iya ada yang tidak siap, banyak. Padahal
jatuh cinta itu bukan semacam menang undian lotere atau deg-degan berharap
dapat arisan bulanan. Jatuh cinta itu seperti kamu bertemu seseorang dan
tiba-tiba kamu merasa yakin, yakin yang logis, bukan yakin yang sentimentil. Yakin
yang mantap, bukan yakin yang ada imbuhan tapinya. Seperti jatuh cinta padamu,
yang tak bisa kuprediksi kapan bertemunya, dimana nanti tempat pertama
bertemunya, dalam suasana yang bagaimana kita akan saling menyapa awal kalinya.
Seperti jatuh cinta padamu, ketika hati yang susah percaya dengan orang tetapi
dengan mudahnya Allah berkehendak dan membisiki pada hatiku ‘ini orangnya’. Seperti
jatuh cinta padamu, segala jalan cerita seperti mengalir, aku mengenalmu, dan
kamu mengenalku. Aku belajar tentangmu, dan kamu belajar tentangku. Aku
memahamimu dan kamu memahamiku. Aku menerimamu dan kamu menerimaku. Aku
penggemarmu dan kamu penggemarku. Aku marah (sayang) padamu dan kamu marah
(sayang) padaku. Aku salah paham padamu dan kamu salah paham padaku. Aku kagum
padamu, dan kamu kagum padaku. Aku cinta padamu dan aku (yakin) kamu cinta
padaku….Iya kan,mas ? Apa aku yang GR, Wkwkwkkw ^o^ ^o^
Setelah aku yakin untuk jatuh cinta
padamu, berarti cinta harus dibangun dan berarti juga saat itulah aku menambah
mempersiapkan diriku sebaik-baiknya untuk dapat dan mampu berjalan membersamaimu
dan mendampingimu untuk selalu memecahkan masalah yang kita hadapi, ujian yang
kita jalani, dan untuk cinta yang selalu kita rayakan setiap harinya.
Terimakasih telah datang, datang
yang tidak sekedar mampir, datang yang tidak sekedar untuk berkunjung dan hanya
mengenal lalu lupa. Tetapi datang untuk tinggal menetap dan membangun cinta.
Danke, Sir !
Post a Comment for "Surat cintanya di musim cinta"