Metode Bermain Peran pada Pelajaran IPS


Berikut contoh tugas tentang metode Bermain Peran untuk pelajaran IPS SD


Upaya PENingkatan Minat Belajar Siswa
MELALUI Metode Bermain Peran PADA Pembelajaran IPS Kelas III SD Negeri Blorong  II Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar
Tahun PELAjaran 2010/2011













Disusun Oleh :

NAMA                        : WAHYU BUDI SETYAWAN
NIM                            : X7109119
SEMESTER                 : VII C


PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2010


BAB I

PENDAHULUAN



A.     Latar Belakang Masalah
Minat siswa pada mata pelajaran IPS masih cukup rendah, termasuk siswa dari pendidikan dasar hingga menengah atas, sehingga hal ini menjadi suatu masalah yang serius bagi guru karena hal ini dapat menggangu kegiatan pembelajaran. Permasalahan terhadap minat pada mata pelajaran IPS juga terjadi pada kelas III SD Negeri Blorong II. Hal ini tampak dari kurang aktifnya siswa di kelas. Selain itu, siswa tampak mengikuti kegiatan pembelajaran IPS dengan terpaksa dan hanya melaksanakan kewajibannya.
Rendahnya minat siswa terhadap mata pelajaran IPS ini berdampak terhadap hasil belajar siswa. Hal ini jika berlanjut terus dapat mengakar pada diri siswa rasa tidak suka terhadap mata pelajaran IPS. Mereka menganggap IPS sebagai mata pelajaran yang hanya berisi teori yang penuh dengan hafalan. Untuk mengatasi hal ini perlu dicari suatu pemecahan yang nantinya dapat dipakai sebagai acuan untuk meningkatkan minat siswa terhadap mata pelajaran IPS, sehingga kemampuan siswa juga meningkat.
Untuk mengoptimalkan hasil belajar, terutama IPS diperlukan suatu metode yang memungkinkan siswa untuk mempelajari masalah-masalah sosial dan merasakan sendiri permasalahan tersebut. Metode yang sesuai dengan ilustrasi tersebut ialah metode bermain peran. Bermain peran merupakan penerapan pengajaran berdasarkan pengalaman, metode ini bermanfaaat untuk mempelajari masalah sosial dan memupuk komunikasi antar insani di kalangan siswa di kelas (Oemar Hamalik, 1991:48). Metode bermain peran ini digunakan di dalam mempraktikkan isi pelajaran yang baru, mereka diberi kesempatan seluas-luasnya untuk memerankan sehingga menemukan kemungkinan masalah yang akan dihadapi dalam pelaksanaan sesungguhnya. Jadi, selain untuk meningkatkan hasil belajar bermain peran juga untuk semakin mengakrabkan sisawa di kelas. Pelaksanaan metode bermain peran ini melalui beberapa langkah : (1) Persiapan dan instruksi, (2) Aksi drama dan diskusi, (3) Evaluasi bermain peran.
Penerapan metode bermain peran dalam pembelajaran memiliki beberapa keuntungan,yaitu : (1) Dalam bermain peran, siswa dapat bertindak dan mengekspresikan perasaan dan pendapatnya tanpa sanksi, (2) Bermain peran memungkinkan dan memperkenankan para siswa untuk mengidentifikasi situasi-situasi dunia nyata dan gagasan-gagasan lainnya (Oemar Hamalik, 1991:48). Metode bermain peran ini dapat diterapkan pada sebagian besar materi dalam mata pelajaran IPS. Akan tetapi, dalam penelitian ini hanya dikhususkan pada materi ” Hak dan Kewajiban Individu Di Masyarakat ” kelas III.

B.     Rumusan Masalah
Dalam proposal Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul “Upaya Meningkatkan Minat Belajar Siswa dengan Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Pembelajaran IPS Kelas III SD Negeri Blorong  II Kecamatan Jumantono Kabupaten Karanganyar Tahun Palajaran 2010/2011” ini mempunyai rumusan masalah sebagai berikut :
1.       Apakah penerapan metode ”Bermain Peran” dapat meningkatkan minat belajar terhadap mata pelajaran IPS pada siswa kelas  SD N Blorong  II ?
2.       Apakah dengan diterapkannya langkah-langkah pelaksanaan metode ” Bermain Peran” dapat memperbaiki efektifitas proses pembelajaran dalam usaha meningkatkan minat belajar siswa ?


C.     Tujuan Penelitian

Dalam proposal Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul “Upaya Meningkatkan Minat Belajar Siswa dengan Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Pembelajaran IPS Kelas III SD Negeri Blorong  II Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011” ini mempunyai rumusan tujuan sebagai berikut :
1.       Meningkatkan minat siswa terhadap mata pelajaran IPS melalui penerapan metode ” Bermain Peran ”.
2.       Untuk menguji efektifitas pembelajaran dengan penerapan langkah-langkah dalam pelaksanaan metode ” Bermain Peran ”.

D.     Manfaat Penelitian
1.      Secara teoritis
Pembelajaran IPS di SD akan lebih efektif dan hidup, siswa lebih mudah menerima konsep IPS yang diberikan oleh guru. Minat  belajar siswa dapat meningkat, serta guru dan siswa akan lebih berpengalaman.
2.      Secara praktis
Manfaat yang diperoleh bagi siswa, guru, dan sekolah, yaitu :
a.       Bagi siswa
Dapat meningkatkan pemahaman tentang hak dan kewajiban individu di masyarakat melalui kegiatan bermain peran.
b.      Bagi guru
Dapat mempermudah dalam menanamkan konsep hak dan kewajiban di masyarakat.
c.       Bagi sekolah
Hasil penelitian dapat dipakai oleh guru-guru kelas lain sebagai acuan dalam melaksanakan pembelajaran  IPS.
d.      Untuk peneliti
Memberi  masukan bagi peneliti lebih lanjut untuk mengembangkan ilmu pengetahuan tentang pendidikan  sehingga pengetahuan yang dimiliki lebih luas khususnya pengembangan metode pembelajaran bermain peran.



BAB II

LANDASAN TEORI



A.    Kajian Pustaka
1.   Pengertian Metode Bemain Peran
Sebelum dijelaskan apa itu metode bermain peran,terlebih dahulu akan diutarakan beberapa pengertian tentang metode. Metode berasal dari bahasa yunani, yaitu meta yang berarti dari atau sesudah, dan bodos yang berarti perjalanan. Dari keduanya itu metode dapat diartikan sebagai setiap prosedur yang digunakan untuk mencapai tujuan akhir ( Sulistyo-Basuki, 2006 ).
Sedangkan menurut Dra. Roestiyah N.K (1989 :1), metode mengajar merupakan strategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Suatu metode berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan minat belajar seseorang (Sardiman A.M, 1988:90).
Menurut David O Sears (1985) ada tiga mekanisme umum yang terjadi dalam proses belajar anak yaitu : (1) Asosiasi (Classical conditioning), (2) Reinforcement ( orang belajar menempilkan perilaku tertentu karena perilaku itu disertai dengan sesuatu yang menyenangkan ), (3) Imitasi. Dari pandangan tersebut dapat diketahui bahwa anak memerlukan suatu imitasi dalam proses belajarnya. Dalam hal ini imitasi dapat diterapkan dalam metode bermain peran.
Menurut Drs.Syaiful Bahri & Drs. Aswan Zain (1996 : 100) dalam buku Strategi Belajar Mengajar, bahwa bermain peran pada dasarnya mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah sosial.
2.   Pentingnya Bermain Peran dalam Peningkatan Minat Belajar Siswa
Tujuan pendidikan dan pengajaran adalah membantu anak menjadi orang dewasa mandiri dalam kehidupan bermasyarakat (J.Drost, 2005 : 70). Dalam perkembangannya, pada gilirannya permainan bagi seorang anak suatu saat dapat berubah menjadi kegiatan bekerja ( bagi orang dewasa ), jika kegiatan permainan tersebut sudah berubah orientasinya, yakni  berorientasi kepada  pencapaian hasil (H. Abu Ahmadi & Munawar, 2005 : 105).
Dalam perkembangan fisik dan psikologis, anak memperoleh pengalaman-pengalaman baru dalam hubungan sosialnya dengan anak-anak lain yang berbeda status sosial, kesukuan, agama, jenis kelamin, dan kepribadiannya (Ravik Karsidi., 2007 : 42). Lever mengatakan bahwa selama bermain anak mengembangkan berbagai keterampilan sosial sehingga memungkinkannya untuk menikmati keanggotaan kelompok dalam masyarakat anak-anak.
Dalam kegiatan bermain peran anak-anak diminta untuk bertindak persis sebagaimana pandangan mereka terhadap orang yang diperankan dalam situasi-situasi tertentu ini, dengan menyepakati untuk bertindak ”seolah-olah” peran-peran tersebut adalah peran mereka sendiri (Jones, 1980) dan bertindak bedasar asumsi (Milroy, 1982).
Penerapan metode bermain peran dalam pembelajaran memiliki beberapa keuntungan, yaitu: (1) Dalam bermain peran, siswa dapat bertindak dan mengekspresikan perasaan dan pendapatnya tanpa sanksi, (2) Bermain peran memungkinkan dan memperkenankan para siswa untuk mengidentifikasi situasi-situasi dunia nyata dan gagasan-gagasan lainnya (Oemar Hamalik, 1991:48).
Dari beberapa pendapat dan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1.  Pendidikan bertujuan untuk mendewasakan anak
2. Melalui kegiatan bermain, anak dapat mengembangkan  keterampilan       sosialnya.
3. Melalui bermain peran diharapkan anak dapat membedakan antara perilaku yang baik dan yang tidak baik melalui peran yang mereka perankan.
Dengan demikian diharapkan penerapan metode bermain peran dapat meningkatkan minat siswa terhadap kegiatan pembelajaran terutama IPS, sehingga nantinya  dapat meningkatkan hasil belajarnya.  

B.     Hasil Penelitian yang relevan
Laporan penelitian Sudarmono (2007; 66-67) menyatakan bahwa melalui metode bermain ternyata dapat meningkatkan kemampuan prestasi pada  mata pelajaran Bahasa Indonesia tentang memahami cerita anak.

C.    Kerangka Pemikiran
Belum semua siswa dapat sepenuhnya menguasai materi pembelajaran yang diberikan guru dengan baik. Siswa dalam belajar hanyalah sekedar hafalan yang dan itu pun dengan minat belajar yang rendah jadi tidak menjadikan suatu pemahaman yang bermakna bagi anak yang akhirnya prestasi belajar pun juga ikut rendah.
Dari hal tersebut membuat prestasi dan tingkah laku belajar anak sangat kurang. Sehubungan dengan hal itu maka diberi suatu pembelajaran yang berbeda, pembelajaran tersebut menggunakan metode Bermain Peran.
Dengan menggunakan metode Bermain Peran proses pembelajaran semakin menarik perhatian anak sehingga minat belajar meningkat dan prestasi pun juga ikut meningkat.
Berikut bagan pemikiran penelitian :


 








D.    Rumusan Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah dan uraian dalam kajian pustaka maka penulis menyusun hipotesis sebagai berikut :
1.  Penerapan metode bermain peran dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan minat siswa dalam mata pelajaran tersebut.
2.  Penerapan metode bermain peran dalam pembelajaran IPS dapat memperbaiki efektifitas proses pembelajaran dalam mata pelajaran tersebut.



BAB III



A.      Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN 02 Blorong. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan September sampai dengan bulan Desember 2010 selama 4 bulan.

B.       Bentuk dan Strategi Penelitian
1.      Bentuk
Penelitian ini  menggunakan pendekatan kualitatif dengan metodologi penelitian action research.
Bentuk rancangan penelitian yang dipilih adalah The action research spiral (spiral). Model penelitian tindakan kelas ini dipilih model spiral.
2.      Strategi Penelitian
Dari bentuk penelitian di atas, maka tindakan yang ditempuh adalah sebagai betrikut :
a.                Perencanaan
b.                Tindakan
c.                Observasi
d.               Refleksi

C.      Sumber Data
Sumber data yang diambil dalam penelitian ini  meliputi :
1.      Peneliti (dosen dan guru)
2.      Kepala Sekolah dan Guru kelas III
3.      Siswa kelas III
4.      Ruang kelas III dan peristiwa
5.      Benda-benda terkait


D.      Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan, kami melakukan pengumpulan data dengan berbagai metode. Metode-metode pengumpulan data tersebut adalah sebagai berikut:
1.    Observasi
Observasi diartikan sebagai pengamatann langsung dan sitematik dengan menggunakan panca indra terhadap semua hal yang diteliti. Menurut Kasihani Kasbolah E.S, observasi adalah semua kegiatan yang berupa  menganalisis, merekam, dan mendokumentasikan setiap indikator dari proses dan hasil yang dicapai. Kegiatan observasi yang kami lakukan bertujuan untuk mendapatkan data yang dapat diamati secara langsung yang berupa suatu kejadian atau peristuwa yang penting dan diperlukan dalam penelitian ini.
2.    Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan tatap muka dan tanya jawab dengan pihak yang diobservasi. Wawancara ini dilakuakn kepada siswa, guru, kepala sekolah, orang tua siswa, dan orang lain yang masih berkaitan dengan data yang dibutuhkan. Teknik ini dilakukan untuk mendapatkan data yang benar-benar dirasakan oleh pihak yang diwawancarai, dan juga mengetahui pendapat orang tersebut tentang hal-hal yang diteliti. Sehingga melalui metode ini akan diperoleh data yang bervariasi yang di lihat dari bermacam-macam sudut pandang.
3.    Angket
Angket dapat diartikan sebagai suatu cara yang digunakan untuk mengumpulkan data melaui pertanyaan-pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada objek yang diteliti dan dijawab dengan tertulis juga. Angket ini kami berikan kepada siswa dan guru dengan pertanyaan yang berbeda. Teknik ini kami terapkan untuk mendapatkan data atau pendapat siswa yang tidak dapat kami wawancarai semuanya

E.       Validitas Data
Untuk menganalisa data, peneliti menggumpulkan dan mengolah data secara kuantitatif dari format observasi dan format penilaian (unjuk kerja) dari setiap siklus sehingga dapat mengetahui prosentase peningkatan hasil belajar yang kemudian dideskrifsikan untuk diambil suatu kesimpulan.
F.       Analisis Data
Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis model interaktif , yang terdiri dari tiga komponen analisis, yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan atau reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Aktivitas ketiga komponen itu dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data sebagai siklus. Dalam model ini peneliti tetap bergerak di antara ketiga komponen tersebut selama proses pengumpulan data penelitian berlangsung.
                                                                                                                                                
G.      Prosedur Penelitian
Siklus I
1. Perencanaan
a).  Peneliti berdiskusi dengan guru tentang pelaksanaan pembelajaran IPS.
b). Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
c). Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana minat siswa dengan pada pembelajaran  IPS dengan penerapan.

2. Tindakan
a). Guru menjelaskan tentang materi  yang akan diajarkan.
b). Siswa mendengarkan penjelasan dari guru.
3. Observasi
Peneliti mengamati kondisi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di kelas.
4. Refleksi
Minat siswa terhadap mata pelajaran IPS cukup rendah, karena kegiatan pembelajaran hanya dilaksanakan dengan ceramah. Sehingga perlu dilaksanakan siklus II, dan dalam siklus ini nanti pembelajaran dilaksanakan dengan metode bermain peran.

Siklus II
1. Perencanaan
a). Berdiskusi dengan guru kelas tentang pembelajaran IPS yang akan dilakukan, yaitu tentang :
-          Materi yang akan diajarkan
-          Merencanakan metode bermain peran yang akan diterapkan dalam kegiatan pembelajaran.
b). Melakukan pemilihan pemeran yang akan memerankan dalam kegiatan bermain peran.
2. Tindakan
a). Sebelum pembelajaran dilaksanakan, guru melatih siswa yang akan berperan dalam kegiatan bermain peran.
b). Saat pembelajaran dilaksanakan, guru mengamati peran yang dilakukan siswa dan sesekali mengarahkannya.
3. Observasi
Dalam pelaksanaan metode bermain peran ini, peneliti mengamati setiap yang dilaksanakan guru untuk mengarahkan setiap pemeran dalam melaksanakan perannya masing-masing.
4. Refleksi
Peneliti menganalisis hasil pekerjaan siswa, yaitu tugas yang diberikan guru setelah kegiatan bermain peran dilaksanakan. Siklus II perlu dilaksanakan karena hasil dari siklus I belum maksimal.

Siklus III
1. Perencanaan
a). Mengubah / menambah jumlah pemain.
b). Mengubah inti permasalahan yang diperankan.
2. Tindakan
a). Sebelum pembelajaran dilaksanakan, guru melatih siswa yang akan berperan dalam kegiatan bermain peran.
 b). Saat pembelajaran dilaksanakan, guru mengamati peran yang dilakukan siswa dan sesekali mengarahkannya.
3. Observasi
Peneliti mengamati setiap arahan dan bimbingan yang dilakukan guru dalam setiap penampilan siswa.
4. Refleksi
Dari pelaksanaan siklus III ini siswa semakin luas pengetahunnya tentang hak dan kewajibannya, baik dalam kehidupannya di rumah, sekolah, maupun masyarakat. Dengan penerapan metode bermain peran ini siswa semakin aktif dalam kegiatan pembelajaran, khususnya IPS

















Jadwal Penelitian
 Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan .
NO
TAHAP
WAKTU
I
II
III
IV
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1



2











3
Perencanaan
Proposal
Perijinan
Instrumen
Pelaksanaan Siklus pertama
Perencanaan
Tindakan
Observasi
Refleksi
Siklus kedua
Rencana
Tindakan
Observasi
Refleksi
Pelaksanaan
Draf  kasar
Perapatan
Revisi laporan
Hasil laporan

X

X


X



X








X








X









X










X












X













X














X















X

















X


















X




















X





















X




Daftar Pustaka

Djamarah, S.B., dan Zain, Aswan. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Drost, J. 2005. Dari KBK Sampai MBS. Jakarta: Kompas.

Hamalik, Oemar. 1991.Pendekatan Baru SBM Berdasarkan CBSA. Bandung: CV. Sinar Baru.

Hurlock, E.B. 1980. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Karsidi, Ravik. 2007. Sosiologi Pendidikan. Surakarta: UNS Press.

Kasbolah, Kasihani. 2001. Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Universitas Negeri Malang.

Margono, S. 1996. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Sulistyo, Basuki. 2006. Metode Penelitian. Jakarta: Wedatama Widyasastra.

Yamin, Martimis. 2005. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung Persada Press.

Zaini, Hisyam. (ed.). 2007. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: CTSD.

Post a Comment for "Metode Bermain Peran pada Pelajaran IPS"