MEMACU MINAT MEMBACA SISWA SEKOLAH DASAR
Wahyu Setyaningsih
Program Studi S1 PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta
Abstrak
Penulis ingin mengajak rekan-rekan guru terutama di sekolah dasar untuk memberikan pelajaran Bahasa Indonesia dengan benar. Siswa-siswa jangan hanya dijejali dengan pengetahuan bahasa saja tapi melalui pelajaran Bahasa Indonesia siswa dibimbing untuk terampil menggunakan bahasa.
Guru membimbing siswa untuk terampil/mempunyai kompetensi dalam mendengar, berbicara, membaca dan menulis. Semuanya ini berguna untuk menunjang mata pelajaran ini.
Yang akan dibahas dalam tulisan ini keterampilan membaca sebagai langkah awal untuk membangkitkan minat baca siswa.
Marilah disadari bahwa dalam mengajar siswa untuk membaca bukan hal sepele, yang dapat diabaikan begitu saja, yang dapat diberi tugas lalu kelas ditinggal, lalu guru datang lagi dengan “segudang” pertanyaan. Karena itu, marilah belajar bersama untuk mempelajari jenis-jenis membaca sehingga dapat memacu siswa untuk dapat gemar membaca dan menjadi pelajaran membaca sesuatu yang menyenangkan.
Marilah disadari bahwa dalam mengajar siswa untuk membaca bukan hal sepele, yang dapat diabaikan begitu saja, yang dapat diberi tugas lalu kelas ditinggal, lalu guru datang lagi dengan “segudang” pertanyaan. Karena itu, marilah belajar bersama untuk mempelajari jenis-jenis membaca sehingga dapat memacu siswa untuk dapat gemar membaca dan menjadi pelajaran membaca sesuatu yang menyenangkan.
Kata Kunci: Membaca, Bahasa Indonesia, Minat
A. PENDAHULUAN
Salah satu bidang garapan pengajaran bahasa di sekolah dasar adalah keterampilan membaca yang didasari oleh kemampuan membaca. Mampu membaca tidak berarti secara otomatis terampil membaca. Akan tetapi terampil membaca tidak mungkin tercapai tanpa memiliki kemampuan membaca. Tapa memiliki kemampuan membaca yang memadai sejak dini, siswa juga akan mengalami kesulitan belaja di kemudian hari. Kemampuan membaca menjadi dasar utama tidak saja bagi pengajaran bahasa itu sendiri, tetapi juga bagi mata pelajaran lain. Dengan membaca, siswa akan memperoleh pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan daya nalar, sosial dan emosionalnya. Membaca bagi manusia sebenarnya merupakan kebutuhan mendasar seperti kebutuhan manusia akan makanan, pakaian dan lain sebagainya.
Sebagian besar orang Indonesia belum sampai pada tahap menjadikan kegiatan membaca sebagai kebutuhan yang mendasar. Padahal membaca sangat perlu. Dengan membaca seseorang dapat memperluas wawasan dan pandangannya, dapat menambah dan membentuk sikap hidup yang baik, sebagai hiburan serta menambah ilmu pengetahuan, dengan membaca dapa dihidari sikap picik dan fanatisme yang negative.
Mengingat pentingnya peranan membaca tersebut bagi perkembangan siswa maka guru perlu memacu siswanya untuk membaca dengan benar dan selektif. Secanggihatau sebaik apapun suatu metode membaca tidak akan berhasil jika gurunya tidak mampu melaksanakannya serta hasilnya pun tidak sesuai dengan harapan. Karena itu peranan guru sangat mendukung keberhasilan siswanya.
B. PEMBAHASAN
1. MANFAAT MEMILIKI MINAT BACA
Minat dan kebiasaan membaca perlu dikembangkan secara terprogram dan terencana. Anak memiliki berbagai ptensi yang dapat dan perlu dikembangkan, terutama petensi “ingin tahu”. Anak memmang serba intin tahu, hal ini perlu disaurkan secara positif. Rasa ingin tahu anak dapat dikembangkan melalui buku. Untuk menjadikan anak menyenangi buku perlu dimulai dan dipupuk sejak dini, sejak TK atau masuk SD.
Kondisi anak didik saat ini umunya kurang menyenangi buku, minat baca tidak menonjo, dan mereka lebih suka menonton televise. Membaca dilakukan terbatas pada buku-buku pelajaran pokok yang digunakan di sekolah. Itu pun bagaikan terpaksa, karena akan diadakan ulanga, atau karena guru member pekerjaan rumah. Ketekunan membaca hanya dimiliki beberapa orang anak saja di sekolah. Akibatnya pengetahuan anak sangat terbatas, penguasaan bahasa menjadi lambat bahkan kemampuan menangkap isi bacaan juga rendah. Ini harus dijadikan suatu tanda dan peringatan bagi guru dan orang tua, bahwa “minat baca” anak harus dipupuk, dikembangkan. Apabila menat baca “tinggi” guru akan lebih mudah dan ringan dalam melaksanakan tugasnya. Anak-anak akan lebih aktif, mencari dan menggali pengetahuan. Anak akan mengisi sendiri wadah rasa “ingin tahuny”. Suasana kelas akan lebih hidup, anak belajar aktif dikelas dan belajar akan lebih mempunyai makna.
Menurut seorang ahli, “katakanlah kepada saya apa bacaan anda, saya akan segera dapat menilai sikap anda”. Ungkapan itu bermakna bahwa pribadi seseorang dapat dikenal melalui bacaannya karena bahan bacaan dapat membentuk kepribadian. Oleh karena itu perlu mengajari anak untuk selektif dalam memilih bacaannya.
Dalam memasuki era globalisasi pada saat ini, peran membaca sangat penting dalam kehidupan manusia. Kegiatan membaca diperlukan untuk mencapai kemajuan dan kesuksesan di bidang politik, sosial, ekonomi, dan kebudayaan. Derasnya arus informasi dan komunikasi dewasa ini menyebabkan apa yang kit ketahui hari ini, tentang kemarin, mungkin tadi pagi atau tadi malam telah berubah.
Pengembangan minat baca ini perlu ditinkatkan secara berkesinambungan agar terbentuk masyarakat yang berbudaya membaca. Khususnya di negar ini, cara yang efektif popular untuk memperoleh informasi adalah melalui bacaan. Oleh karena itu sejak dini masyarakat perlu dimotivasi agar senang dan biasa membaca.
Pada guru harus empunyai kemampuan dan kemauan untuk membaca sehingga dlam melaksanakn proses pembelajaran guru tidak hanya mengandalkan ilmu yang perna dipelajarinya sebelaum menjadi guru. Apabila guru menganggap bahwa ilmu yang dimilikinya sudah memadai dan tidak mengikuti perkembangan ilmu itu, maka dapat menimbulkan konflik antara guru dengan anak didik, karena materi yang diajarkan kepada anak didik mungkin sudah “basi”. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi bila guru senantiasa mengikuti perkembangan zaman dengam membaca.
Sebenarnya tujuan dari pengemganan minat baca ini antara lain untuk:
1. Mendorong minat dan kebiasaan membaca agar tercipta masyarakat yang berbudaya membaca;
2. Meningkatkan layan perpustakaan;
3. Menciptakan masyarakat informasi yang siap berperan serta dalam semua aspek pembangunan;
4. Memiliki pengetahuan yang terkini, bukan yang sudah “basi”;
5. Meningkatkan kemampuan berpikir; dan
6. Mengisi waktu luang.
7. Minat baca dapat ditumbuhkan dan dikembangkan, sehingg menjadi kebiasaan melalui penguasaan teknik membaca yang tepat. Teknik membaca yang tepat dapat membuat membaca lebih efisien, efektif, serta menarik.
2. TEKNIK-TEKNIK MEMBACA DAN LANGKAN-LANGKAH PELAKASANAAN
Membaca permulaan bertujuan memerikan kemampuan dasar untuk membaca yaitu siswa mengenal/mengetahui huruf dan terampil mengubah huruf menjadi suara. Yang akan dibahas dalam tulisan ini buknan lagi tentang teknik membaca permualaan (kelas 1 dan 2 SD), tapi akan dibahas tentang teknik membaca lanjutan (dimulai di kelas tiga sekolah dasar). Tujuan membaca lanjutan ialah untuk memperoleh informasi secara tepat, cepat dan lengkap.
Tekni Membaca Lanjutan
Berikut ini akan dibahas enam teknik memaca lanjutan yang perlu diketahi guru, yang berguna untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam membaca.
a. Membaca Teknik (Membaca Bersuara)
Kurikulum 2004 tertera membaca teks bersuaru, teks agak pende, teks agak panjang, atau teks panjang (diliha dari kompetensi yang ingin dicapai). Membaca tkenis bertujuanuntu menambah kelancaran siswa mengubah lambing-lambang tertulis menjadi suara atau ucapan yang mengandung makna. Membaca teknis menekankan pada segi “menyuarakan yang dibaca”. Pada tahapini guru harus hati-hati dan mengawasi bagaiman menyuarakan lambing tertuli itu. Membaca teknismasih merupakan bagian terbesar dari kegiatan membaca di kelas I dan II sekolah dasar. Kegiatan membaca teknis makin menurun frekuendinya pada kelas tinggi sekolahdasa dan kegiatan membaca ini lebi ditujukan untuk memelihara dan melatih kemampuan membaca. Contoh membaca teknis ialah orang membacakah berita di televisi atau radio, membacakan puisi atau membacakan dongeng. Semua itu membutuhkan teknik membaca.
Dalam membaca teknis yang perlu diperhatikan adlah pelafalan vocal maupun konsonan, nada/lagu ucapan, penguasaan tanda-tanda baca, pengelompokan kata/frase ke dalam satuan-satuan ide, kecepatan mata, dan ekspresi.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan membaca teknis adalah sebagai berikut:
1. Siswa diberi waktu 5 minit untuk membaca bacaan yang disajikan dengan caranya sendri. Tujuan kegiatan ini agar siwa mempunyai gambaran umum tentang bacaan yang akan dibaca, siswa juga dapat mempersiapkan cara mengucapkan kata-kata tertentu atau menentukan pemenggalan kalimat.
2. Siswa diberi kesempatan menanyakan kata-kata yang dianggap baru atau sulit, yang belum diketahui maknanya supaya siswa terbantu dalam menghayati maksud bacaan
3. Melakukan tanya jawab dan guru menjelaskan struktur kalimat yang dianggap baru atau sulit, termasuk cara memenggal dan mengucapkan kalimat.
4. Guru memberikan contoh membaca yang baik dengan menonjolkan lafal kata, pemenggalan, lagu kalimat dan ekspresi. Contoh ini dapat pula dilaksanakan dengan jalan menunjukkan dua atau tiga orang siswa yang dianggap cakap dalam membaca.
5. Mengadakan tanya jawab ringan tentang isi wacana, berurutan dari paragraph pertama sampai dengan terakhir. Cara ini bermanfaat untuk menolong siswa dalam menghayati maksud wacana yang disajikan, sebelum siswa mendapatkan giliran membaca.
6. Setelah itu guru memberikan giliran membaca kepada beberap siswa, sambil memperbaiki kesalahan yang dilakukan siswa.
Pelajaran membaca teknis merupakan bagian dari pelajaran bahasa Indonesia dalam keterampilan membaca, karenaitu tidak dibenarkan menggunakan satu pertemuan hanya untuk membaca teknis. Untuk menhindari kebebosanan setelah memberikan giriliran kepada sekitar 5 atau 6 orang siswa, dilanjutkan dengan keterampilan bahasa yang lain, misalnya keterampilan berbicara atau keterapilan munulis, dengan menuliskan kesimpulan bacaan tersebut.
b. Membaca Dalam Hati
Membaca dalam hati ialah cara tau teknk membaca tanpa suara. Jenis membacaini perlu lebih ditekankan kepada pemahaman isi bacaan. Dalam kurikulum 2004 tertera membaca sekilas, membaca memindal, membaca intensif dan membaca ekstensif. Membaca jenis ini dapat digolongkan kedalam membaca dalam hati. Membaca dalam hati berbeda dengan membaca teknis. Mambaca dalam hati lebih banyak menggunakan kecepatan gerak mata, sedangkan membaca teknis lebih banyak menggunakan gerakan mulut. Mengingat dalam hati lebih cepat menanggapi apa yang dibaca, maka membaca dalam hati lebih cepat prosesnya daripada membaca teknis. Karena itu dalam kehidupan membaca/wacana apapun. Jangan biarkan siswa membaca menggunakan ujung jari atau mulut yang berkomat-kamit, karena kegiatan ini akan menghambat kecepatan siswa dalam membaca.
Membaca dalam hati dapat diperkenalkan sejak siswa berada dikelas II sekolah dasar, tapi secara intensif diberikan pada siswa kelas III dengan tujkuan membaca dalam hati ialah melatih kemampuan siswa dalam memahami isi wacan/bacaan. Membaca dalam hati cocok untuk keperluan studi dan menambah ilmu pengetahuan/informasi. Setelah siswa membaca diberi tugas untuk menjawab pertanyaan, bacaan ditutup. Guru hendaknya tidak hanya member pertanyaan ingatan, atau sebaliknya hanya memberi pertanyaan pikiran saja. Pertanyaan ingatan menanyakan tentang isi bacaan, sedangkan pertanyaan pikiran untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memaham/menanggapi seluruh isi bacaan. Pada saat awal siswa dikenalkan dengan membaca dalam hati, pertanyaan yan diberikan berupa pertanyaan ingatan. Makin mengkatkan kelasnya, pertanyaan pikiran harus mendapat perhatian gauru, sebab dengan cara ini akan lebih mendorong siswa untuk giat membaca.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam melaksanakn membaca dalam hati adalah sebagai berikut:
1. Guru menerangkan kata-kata yang diperkirakan sulit atau baru bagi siswa. Sebagai variasi dan menghindarkan ketergantungan siswa terhadap penjelasan guru, dapat ditempuh dengan jalan memberikan daftar kata-kata sulit atau kata-kata baru dan siswa dilatih mempergunakan kamus untuk mencari kata-kata tersebut
2. Guru member waktu 15 menit untuk membaca dalam hati suatu bacaan yang disajikan, sebaiknya bacaan yang berisi masalah baru. Waktu yang disediakan tergantung pada panjang pendeknya bacaan tersebut.
3. Setelah waktu yang ditentukan habis, siswa disuruh untuk menutup bacaan yang sudah dibaca, untuk menghidari siswa membaca kembali bacaan tersebut pada waktu ia menjawab pertanyaan bacaan.
4. Guru memberikan pertanyaan mengenai bacaan, baik petanyaan ingatan maupun pertanyaan pikiran. Jawaban dapat disampaikan secara lisan untukmelatih keberanian siswa berbicar. Dapat pula secara tertulis untuk melatih kecermatan siswa dalam menulis.
Dalam praktek sehari-hari setelah langkah-langkah di atas dilakukan, biasanya dilanjutkan dengan membaca teknis atau membaca bahasa.
Catatan:
1. Merupakan cacat membaca dalam hati bila:
2. Membaca dengan suara berbisik/bergumam
3. Bibir bergerak-gerak
4. Kepala bergerak-gerak kekiri dan kekanan mengikuti baris-baris bacaan atau
5. Menunjuk dengan jari, pensil, dan lain-lain
c. Membaca Cepat
Dalam kurikulum 2004 tertulis membaca intensif, membaca sekilas, dan membaca ekstensif. Semuanya itu dapat masuk ke dalam jenis membaca cepat. Tujuan yang hendak dicapai melalui membaca ceapt ialah melatih kecepatan gerakan mata pera siswa pada saat membaca. Membaca cepat perlu diajarkan kepada para siswa, karena pada saatnya kelak siswa harus dapat membaca suatu pengumuman, pemberitahuan, berita, dan tulisa-tulisan lain dalam waktu yang cepat.
Dalam kehidupan sehari-hari membaca cepat sangat dibuthkan karena pada abad informasi ini kita dihadapkan pada berbagai sumber informasi yang sangat banyak jumlahnya dan tentunya kita tidak tertinggal informasi. Pada tahap permulaan mengenalkan membaca cepat kepad siswa kelas II dan IV sekolah dasar, bahan bacaan hndaknya yang pernah dibaca siswa supaya tidak terhambat oleh istilah yang belum dikenal. Pada kelas ini para siswa sudah mampum membaca dengan baik dan lancer. Sedangkan paa kelas V dan VI dapat dilakukan 3(tiga) kali dalam sebulan karena mustahil seseorang dapat membaca cepat tanpa latihan yang intensif dan berkesinambungan.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pelaksanaan membaca cepat adalah sebagai berikut:
1. Untuk menghindari pemusatan perhatian dan melangkh mundur, guru membicarakan bagian yang diperkirakan sulit
2. Siswa diberi kesempatan membaca suatu bacaan dengan cepat dalam waktu yang ditentukan
3. Siswa diberi tugas menyebutkan/menulis bagian bacaan yang penting, mungkin berpa kata kunci, kalimat, atau paragaraf
4. Pada bagian akhir membaca cepat, guru memberikan tes untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat menangkap isi bacaan.
5. Kalau seorang siswa dapat membaca cepat namun tidak memahami isi bacaan tersebut, maka tujuan membaca cepat tidak tercapai.
Catatan:
§ Untuk mengetahui kecepatan rata-rata membaca siswa hitunglah dengan rumus:
Jumlah kata yang dibaca
x 60 = kata/menit
Jumlah detik waktu membaca
§ Untuk menghitung kecepatan efektif:
Jumlah kata yang dibaca
____________________ x % pemahaman isi bacaan= kata/menit
Waktu tempuh data
Contoh:
Siswa yang berhasil membaca 600 kata dalam tempo 2 menit dan berhasil menjawa 3 buah pertanyaan bacaan dengan benar dari 5 soal yang tersedia, artinya kecepatan efektif siswa tersebut= 300 kata x 60% = 180 kata per menit.
d. Membaca Bahasa
Membaca memindai, dalam kurikulum 2004, dapat digolongkan dalam membaca bahasa.
Tujuan yang hendak dicapai dengan membaca bahasa ialah untuk menambah ketrampilan siswa dalam menggunakan makan bahasa, makna kalimat/ kata yang diguanakn dalam konteks kalimat tertentu, penggunaan suatu kata dalam konteks yang berbeda-beda, ketepatan penggunaan imbuhan, tanda baca, dan susunan kata/kalimat. Membaca bahasa sudah dapat diajarkan kepada siswa kelas III sekolah dasar, sebab pada tahap ini siswa sudah mulai lancer membaca. Mula-mula bahan yang dibaca adalah bacaan yang pernah diajarkan kepada siswa, kelas IV, V dan VI guru perlu mencari bacaan lain yang belum pernayh diajarkan.
Dalam kegiatan membaca bahasa, guru perlu menanyakan:
1. Arti kata yang digunakan dalam pelajaran dan penggunaan kata tersebut dalam kalimat lain
2. Tepat atau tidaknya pemakaian kata dalam situasi yang digambarkan dalam suatu pelajaran
3. Pengguanaan awalan, akhiran, dan sisipan
4. Penggunakaan awalan, akhiran dan sisipan
5. Penyusunan kata/kalimat baru yang lain
e. Membaca Indah (Estis)
Pokok masalah dalam membaca indah ialah cara membaca yang menggambarkan penghayatan keindahan dan keharuan yang terdapat pada bacaan. Dengan membaca indah siswa digugah rasa estetiknya untuk terus diasah. Dalam kurikulu 2004 membaca indah dikaitkan dengan apresepsiasi sastra. Di sekolah dasar biasanya membaca indah bersuara, misalnya membaca puisi.
Langkah-langkah yan dilakukan dalam membaca indah
1. Diberi tugas membaca dalam hati suatu bacaan; untuk dapat memahami isi bacaan dan siswa menghayati isi bacaan dan memiliki persiapan pengungkapan diri pada waktu membaca indah.
2. Pertanyaan ringan diajukan untuk mengetahui atau menyeragamkan pemahaman siswa terhadap bacaan yang disajikan
3. Bersama siswa dibahas kesukaran bahasa yang ada agar tidak mengganggu pemahaman.
4. Guru memberikan contoh membaca yang baik, siswa ditugaskan menandai bacaan yang perlu dibaca dengan suara lemah, kuat, atau cepat dan lambat.
5. Siswa diberi kesempatan untuk membaca bacaan tersebut dengan ekspresi yang tepat.
f. Membaca Bebas
Tujuan membaca bebas ini ialah untuk menumbuhkan kegemaran membaca dan menambah pengetahuan. Di samping itku membaca juga merupakan rekreasi. Latihan membaca bebas pada hakekatnya bertujuan untuk menanamkan kegiasaan membaca. Degnan membaca bebas ini siswa dimotivasi untuk memanfaatkan waktu luangnya dengan membaca.
Guru dapat mengontrol membaca bebas ini dengan menugaskan siswa menuliskan lapoaran dari buku yang telah dibaca, misalnya dengan menuliskan ringkasa isi atau pesan dari buku tersebut, kesimpulan dari bacaan tersebut, sdb.
3. CARA PENILAIAN MEMBACA
Salah satu kegiatan yhang ikut menentukan keberhasilan belajar mengajar ialah penilaian, baik yang menyangkut penilaian program, kegiatan, dan hasil proses belajar mengajar. Lingkup kegiatan ini amat luas karena itu pada kesempatan ini perhatian dipusatkan pada penilaian terhadap kemajuan anak dalam PBM, terutama penilaian pelajaran membaca.
Sebagai pelaksanaan kegiatan pelajaran membaca di kelas III sampai kelas VI sekolah dasar penilaian tentu sangat berkaitan dengan tiap-tiap jenis teknik membaca.
a. Membaca teknis
Dalam membaca teknis yang dinilai ialah:
1. Ketepatan ucapan atau lafal
2. Ketepatan nada, irama, lagu, dan intonasi kalimat sebagai pemakaian bahasa dalam kehidupan sihari-hari
3. Kelancaran siswa dalam membaca.
b. Membaca dalam hati
Hal-hal yang harus diperhatikan ialah:
1. Kemampuan siswa menangkap isi wacana, baik yang tersurat maupun yang tersirant.
2. Kemampuan menceritakan kembali isi wacana dengan bahasanya sendri
3. Kemampuan menemukan pikiran pokok setiap paragraph
4. Kemampuan menemkan idea tau pengertian pokok wacana
5. Kemampuan menjawab pertanyaan dengan lengkap
6. Kemampuan mengatasi kebiasaan tidak efisien atau cacat dalam membaca.
c. Membaca bahasa
Hal-hal yang dinilai berkaitan dengan unsure-unsur kebebasan yang diperlukan dalam membaca.
1. Ketepatan pemakaian kata, stuktur kalimat, dan penyusunan paragaraf
2. Pemakaian ejaan yang benar
3. Pemakaian tanda baca yang tepat.
d. Membaca indah
Hal-hal yang dinilai meliputi
1. Pemahaman terhadap wacana
2. Ketepatan ucapan atau lafal, nada, irama, lagu kalimat
3. Kuat dan lemah, keras atau lambat suara
4. Pengahayatan dan penjiwaan
5. Penampilan atau ekspresi pada waktu membaca.
e. Membaca bebas
Penilaian terhadap membaca bebas hendaknya bersifat mendorong pribadi siswa/kelas dalam menumbuhkan kegemaran membaca. Guru memberikan tugas-tugas yang dapat memberikan gambaran keaktifan, ketelitian, dan kerajinan siswa. Yang dinilai antar lain hasil laporan bacaan, rangkuman isi wacana, hasil diskusi kelompok mengenai buku atau wacana yang dibaca, dan sebagainya.
Dalam setiap jenis membaca, guru hendaknya telah mempunyai skala penilaian berdasarkan materi yang akan dinilai. Hai ini untuk memperkecil perasaan guru ikut dalam menilai, misalnya rasa suka/tidak suka sehingga menimbulkan kesan piklih kasih. Sebagai contoh saja, skala penilaian dalam menilai membaca teknis:
Ketepatan ucapan atau lafal
Ketepatan nada, irama, lagu, dan intonasi kalimat = 3
Kewajaran nada, irama, lagu, dan intonasi kalimat = 3
Sebagai pemakaian bahasa dalam kehiupan sehari-hari = 4 +
Jumlah = 10
4. UPAYA UNTUK MENINGKATKAN MINAT BACA
Kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan minat dan kebiasaan membaca antara lain:
1. Penyelenggaraan jam-jam cerita di perpustakaan sekolah
2. Pemberian tugas membaca
3. Peberian tugas pembuatan abstraksi
4. Pemotivasian penyelenggaraan majalah dinding
5. Penyelenggaraan pameran buku yang dikaitkan dengan perngatan hari-hari besar nasional dan agama
6. Penyelenggaraan lomba pembuatan kliping
7. Pemotivasian penerbitan majalah atau bulletin sekolah
8. Pemberian bimbiangan teknis membaca
9. Dari semua kegiatan yang dilaksanakan diatas, tidak aka nada artinya kalau tidak didukung oleh para guru. Guru mempunyai peranan penting untuk meningkatkan minat baca siswanya.
C. SIMPULAN
Kemampuan dan ketrampilan membaca merupakan dasar bagi pengembangan kemampuan lain yang lebih tinggi. Karena itu pengajaran membaca disekolah dasar harus dilaksanakn dengan penuh kesungguhan sehingga member manfaat bagi siswa dalam pengembangan kemampuan dan ketrampilan lain.
Kesabaran dan ketelatenan guru dalam membimbing, mengarahkan, an melatih siswa sangan berperan dalam mendorong siswa untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Dengan diketahuinya teknik-teknik membac, langkah-langkah pelaksanaan, dan upaya untuk meningkatkan minat baca, maka diharapkan guru dapat mengambil perannya sebagai pendidik yang mendorong siswanya untuk gemar membaca.
Daftar Pustaka
Ahmad S. Harjasujana, membaca, Universitas terbuka.
Depdikbud. (1992/1993). Petunjuk Pengajaran membaca dan menulis kelas III,IV,V,VI disekolah dasar.
Depdikbud. Mutu Volume 1 no. edisi April-Juni.
Depdikbud. Mutu Volume 1 no. 2 edisi Juli-September.
Depdikbud. Mutu volume 1 edisi Januari-Maret 1993.
NASKAH PUBLIKASI ILMIAH
“MEMACU MINAT MEMBACA SISWA SEKOLAH DASAR”
Oleh:
Wahyu Setyaningsih
A510070404
FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2010
Post a Comment for "Memacu Minat Membaca Siswa Sekolah Dasar"